Mohon tunggu...
HIMIESPA FEB UGM
HIMIESPA FEB UGM Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada

Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi (HIMIESPA) merupakan organisasi formal mahasiswa ilmu ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada DI Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Money

Apakah Kurva Phillips Sudah Mati?

12 April 2018   20:17 Diperbarui: 17 Juli 2018   07:32 11207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tahun 1968, Milton Friedman mengkritik jika korelasi negatif antara tingkat pengangguran dan inflasi hanya dapat terjadi jika pelaku pasar tidak berekspektasi terhadap tingkat inflasi. Adapun jika hubungan tersebut benar terjadi, hal itu hanya sementara. Mekanisme pasar pada jangka panjang akan menghilangkan fenomena tersebut. Kritik lain datang dari Paul Craig Roberts yang mempertanyaan keberadaan empiris dari kurva Phillips. Roberts bahkan berargumentasi jika kurva Phillips layaknya sebuah unicorn di mana banyak orang mempercayainya, namun tidak ada yang berhasil menemukannya.

Gambar 4. Grafik Hubungan Laju Inflasi dan Tingkat Pengangguran Amerika Serikat dan Malaysia (1980-2016)

grafik-hubungan-laju-inflasi-dan-tingkat-pengangguran-amerika-serikat-dan-jpg-5acf5834bde575719e582294.jpg
grafik-hubungan-laju-inflasi-dan-tingkat-pengangguran-amerika-serikat-dan-jpg-5acf5834bde575719e582294.jpg
Sumber: IMF (2018)
Sumber: IMF (2018)
Berdasarkan data inflasi dan pengangguran di Amerikat Serikat, dapat dilihat jika tidak terdapat hubungan negatif antara inflasi dan pengangguran. Hubungan antara inflasi dan pengangguran justru membentuk garis yang sedikit cembung (direpresentasikan dalam garis tren inflasi). Adapun kurva Phillips pada grafik sama sekali tidak merepresentasikan data empiris antara inflasi dan pengangguran di Amerika Serikat. Sedangkan di Malaysia, kurva Phillips masih dapat dijumpai meskipun landai.

Kegagalan kurva Phillips dikarenakan adanya asumsi yang tidak relevan. Pertama, daya tawar dari para pekerja menurun. Pada masa kurva Phillips diuji,  pengusaha belum memiliki teknologi canggih sehingga perusahaan sangat bergantung pada pekerja. 

Pada tingkat pengangguran yang rendah, para pekerja memiliki daya tawar lebih untuk meminta kenaikan upah. Kenaikan upah tersebut pada akhirnya mendorong terjadinya inflasi. Di masa ini, perusahaan sudah memiliki teknologi canggih sehingga daya tawar pekerja tidak lagi besar.  

Kedua, para pelaku pasar sekarang cenderung memiliki ekspektasi terhadap tingkat inflasi (Friedman, 1968; Blanchard, 2017). Hal ini dikarenakan pelaku pasar cenderung menyesuaikan diri terhadap target inflasi yang ditetapkan oleh bank sentral (Insukindro & Sahadewo, 2010). Adanya ekspektasi akan tingkat inflasi mendatang memang memungkinkan terjadinya kurva Phillips dalam jangka pendek. Dalam jangka panjang, pengusaha akan menyesuaikan upah nominal para pekerjanya sehingga menghilangkan kurva Phillips.

Meski begitu, keberadaan empiris dari kurva Phillips masih misterius. Berdasarkan pengamatan pada beberapa negara maju dan berkembang, kurva Phillips masih dapat ditemui. Keberadaan kurva Phillips, ditandai dengan koefisien korelasi negatif, masih ditemui di sejumlah negara seperti Argentina, Jerman, Jepang, Malaysia, dan Spanyol. Fenomena ini seakan menolak anggapan jika kurva Phillips sudah mati.

Tabel 1. Kurva Phillips di Beberapa Negara Maju dan Berkembang

 

Sumber: Kalkulasi penulis (2018)
Sumber: Kalkulasi penulis (2018)
Kesimpulan

Kurva Phillips memiliki peranan penting karena sering dijadikan pemerintah sebagai landasan pengambilan kebijakan. Seiring perkembangan zaman, relevansi kurva Phillips perlu dipertanyakan kembali agar pemerintah tidak mengambil kebijakan yang salah. Kegagalan kurva Phillips terjadi karena 2 asumsi yang gagal. Pertama, turunnya daya tawar pekerja dan ekspektasi inflasi oleh pelaku pasar. Amerika Serikat, Brunei Darussalam, Indonesia,  Korea Selatan dan Vietnam adalah contoh negara yang tidak ditemukan bukti adanya kurva Phillips. Kedua, para pelaku pasar saat ini cenderung memiliki ekspektasi terhadap tingkat inflasi. Meski begitu, kurva Phillips justru masih dapat ditemukan di beberapa negara. Ke depannya, diperlukan studi lebih lanjut mengenai keberadaan dari kurva Phillips. Yang jelas, kurva Phillips belum sepenuhnya mati.

Untuk kritik dan saran: himiespa.dp@gmail.com

Daftar Pustaka

Blanchard, Olivier. (2017). Macroeconomics, 7th Edition. Pearson Education

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun