Alkisah, di suatu negeri yang konon damai hiduplah dua orang pemuda yang berkawan karib. Satu pemuda berkulit coklat bernama Paryono. Dari warna kulitnya, mudah ditebak aktivitas yang menjadi kesenangannya, tak jauh-jauh dari sengatan sinar matahari; memancing, main layangan, main di lapangan hingga sawah. Tentu tak jadi masalah, selama tidak mempermainkan hidup orang lain. Sedangkan kawan karibnya yang berkulit langsat, hobinya rebahan dan membaca buku, namanya tak jauh berbeda: Karyono. Mereka memang bersebarangan hobi, wajar jika dalam sehari mereka cuma bertemu sekali di tempat belajar. Sampai suatu ketika kegiatan belajar mereka diliburkan. Alasannya; terjadi suatu kisruh di wilayah tempat tinggal mereka. Karyono yang cuma hobi rebahan dan baca buku jelas tak tahu apa-apa. Didorong rasa penasaran, Karyono menghampiri Paryono di kediamannya. Kebetulan rumah mereka tak terlalu jauh.
" He Par, sebetulnya ada masalah apa di tempat ini?"
"Masalahnya ya kamu ini, Kar. Tidak mau keluar rumah, jadinya kuper. Hehe"
"Par, aku serius lho ini. Aku sampe rela menghabiskan sisa tenaga buat kemari. Kok malah dapat jawaban yang tidak mengenakkan."
"Itu lho. Lagi ada kisruh. Biasa, masalah yang itu-itu aja."
"Masalah apa?"
"Pembubaran dan pelarangan beribadah."
"ha? Masa ada ibadah yang dilarang?"
"Lha itu lucunya tempat kita ini. Tidak ibadah salah, ibadah lebih salah lagi"
"hmm Ateis dibilang salah, beragama malah dipersusah. Begitu, Par?
" Apa betul begitu?"