Mohon tunggu...
Kastrat Himatif
Kastrat Himatif Mohon Tunggu... Mahasiswa - Jakarta Global University

Departement Kajian dan Riset Strategis adalah departement yang melakukan pengkajian dan pengawalan terhadap isu-isu terkini yang beredar di masyarakat luas khususnya di bidang teknologi dan konsisi sosial yang mengembangkan isu yang dikemas menjadi sebuah informasi dan menentukkan solusi serta sikap HIMATIF yang tepat terhadap isu tersebut.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menelusuri Akar Konflik Palestina-Israel:Perspektif Departemen Kastrat

27 Juni 2024   22:23 Diperbarui: 27 Juni 2024   22:23 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pemicu Terjadinya Konflik

Sejarah mencatat bahwa salah satu pemicu utama konflik Palestina-Israel adalah Deklarasi Balfour pada tahun 1917. Deklarasi ini, yang dikeluarkan oleh Menteri Luar Negeri Inggris, Arthur Balfour, mendukung pembentukan "Tanah Air Nasional bagi Orang-orang Yahudi" di Palestina. Hal ini memicu keinginan Israel untuk mengakuisisi wilayah tersebut. Salah satu daerah yang diperebutkan adalah Gaza, yang saat ini menjadi pusat perang yang tidak terkendali dan memakan banyak korban jiwa.

Pandangan Tentang Konflik

Menurut anggota Departemen Kajian Strategis (Kastrat), konflik ini telah memasuki tahap genosida. Perang antara Palestina dan Israel telah menjadi total war, di mana tidak hanya tentara yang menjadi sasaran, tetapi juga warga sipil. Serangan yang terjadi selama 24/7 dengan hanya empat jam jeda per hari, telah merusak infrastruktur vital termasuk rumah sakit, yang seharusnya dilindungi menurut aturan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Kekejaman yang dialami oleh warga Palestina, baik tentara maupun sipil, menandakan betapa brutalnya konflik ini.

Sikap Indonesia Terhadap Konflik

Indonesia menunjukkan sikap tegas dengan memboikot produk yang mendukung Israel dalam serangannya ke Gaza. Namun, tindakan ini menuai pro dan kontra. Pendukung boikot berpendapat bahwa ini adalah bentuk dukungan terhadap Palestina dan protes terhadap tindakan Israel. Di sisi lain, pihak yang kontra khawatir tentang dampak ekonomi, termasuk pemutusan hubungan kerja bagi pegawai perusahaan yang terkena boikot.

Bantuan yang diberikan Indonesia kepada Palestina juga dipandang kontroversial. Beberapa masyarakat berpendapat bahwa lebih baik fokus pada masalah dalam negeri, seperti kemiskinan. Namun, argumen ini diimbangi dengan fakta bahwa kondisi di Palestina jauh lebih kritis, dengan warga yang tidak memiliki akses dasar untuk makan, minum, dan tempat tinggal yang aman.

Kenapa Negara Lain Diam Saja?

Israel memiliki kekuatan yang besar, didukung oleh negara-negara kuat seperti Inggris, Prancis, dan Amerika Serikat. Dukungan ini membuat negara lain ragu untuk mengambil tindakan lebih lanjut. Meski Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, telah berupaya mengatasi konflik, namun keterbatasan ekonomi membuat Palestina sangat bergantung pada bantuan dari luar.

Solusi Dari Konflik Tersebut

Solusi utama untuk menyelesaikan konflik ini terletak pada peran aktif PBB. Sebagai organisasi internasional terbesar, PBB memiliki kemampuan untuk memfasilitasi perundingan dan meredam konflik. Selain itu, keterlibatan negara lain dalam membantu Palestina sangat diperlukan, karena Palestina tidak mampu bertahan sendiri tanpa bantuan internasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun