Mohon tunggu...
Benidiktus Himang
Benidiktus Himang Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kompasianer Pemula dan My Shorslink : https://s.id/himang ~ Orang Gabut!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mencari Solusi Optimal untuk Tenaga Honorer

14 Juli 2023   15:04 Diperbarui: 14 Juli 2023   15:14 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mencari Solusi Optimal untuk Tenaga Honorer: Analisis Wacana Kebijakan dan Solusi Alternatif

Pada era digital ini, Indonesia tengah berupaya mencari solusi terbaik untuk nasib tenaga honorer di negeri ini. Salah satu wacana kebijakan yang sedang hangat diperbincangkan adalah adanya Marketplace Guru dan izin bagi aparat sipil PPPK untuk bekerja paruh waktu. Namun, apakah ini benar-benar solusi yang efektif? Mari kita telusuri lebih dalam.

Marketplace Guru, sebuah platform digital yang mempertemukan guru dan siswa, tampaknya menjadi solusi inovatif dalam mengatasi masalah tenaga honorer. Dengan sistem ini, guru honorer dapat memiliki peluang kerja yang lebih luas dan fleksibel. Namun, pertanyaannya adalah, apakah ini cukup untuk menjamin kesejahteraan mereka?

Sementara itu, kebijakan yang mengizinkan aparat sipil PPPK bekerja paruh waktu juga memiliki pro dan kontra. Di satu sisi, ini memberikan kesempatan bagi tenaga honorer untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Namun, di sisi lain, ini juga berpotensi menimbulkan masalah baru, seperti penurunan kualitas pelayanan publik akibat pembagian waktu kerja.

Persoalan honorer memang rumit dan belum terselesaikan hingga saat ini. Beberapa faktor yang menjadi penyebabnya antara lain kualitas SDM, sistem pengelolaan SDM, dan faktor lainnya seperti regulasi dan anggaran. Oleh karena itu, solusi yang ditawarkan haruslah komprehensif dan mempertimbangkan berbagai aspek tersebut.

Salah satu solusi yang mungkin adalah peningkatan kualitas SDM melalui pelatihan dan pendidikan berkelanjutan. Selain itu, sistem pengelolaan SDM juga perlu diperbaiki, misalnya dengan menerapkan sistem merit yang adil dan transparan. Selain itu, pemerintah juga perlu mempertimbangkan untuk meningkatkan anggaran pendidikan dan pelayanan publik, sehingga dapat memberikan kompensasi yang layak bagi tenaga honorer.

Namun, tentu saja, semua solusi ini membutuhkan waktu dan komitmen yang kuat dari semua pihak. Oleh karena itu, kita semua perlu berpartisipasi dalam diskusi ini dan berbagi opini serta gagasan untuk mencari solusi terbaik.

Bagaimana menurut Anda? Apakah Anda setuju dengan solusi yang telah kami tawarkan, ataukah Anda memiliki ide lain? Kami sangat menghargai pendapat Anda dan berharap diskusi ini dapat membantu mencari solusi yang tepat untuk para honorer. Mari kita berdiskusi dan mencari solusi terbaik bersama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun