Mohon tunggu...
himamiulya
himamiulya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Traveling

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cahaya Di Pesantren

27 Desember 2024   09:25 Diperbarui: 27 Desember 2024   09:25 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Cahaya Di Pesantren"
Di sebuah pesantren yang terletak ditengah perkampungan, hidup sekelompok  santri yang saling mendukung dalam belajar dan mengamalkan agama. Diantara mereka, ada seorang santri bernama Ali yang selalu antusias mengikuti pelajaran.
Pagi harinya,saat pengajian berlangsung, kyai mengisahkan tentang pentingnnya niat dalam setiap amal. "Niat yang baik akan membawa kita pada jalan yang lurus" kata kyai, menatap para santrinya dengan penuh harap.  Ahmad  terinspirasi dan bertekad untuk mengubah niatnya menjadi lebih tulus.
Hari demi hari berlalu, Ali semakin aktif di pesantren. Ia membantu teman-temannya, mengajar yang lebih muda, dan berpartisipasi dalam kegiatan sosial di desa. Namun, suatu ketika ia mendapati seorang santri baru, namanya Faris, dia tampak kesulitan  mengikuti pelajaran. Kemudian Ali tidak ragu untuk mendekatinya.Ali bertanya"Faris maukah kamu belajar bersama?" dengan senang hati, Faris menerima. Setelah itu mereka belajar tiap malam, hingga Faris mulai menunjukkan  kemajuan yang pesat.
Suatu malam, saat mereka belajar, Faris bertanya,"mengapa  kamu  begitu semangat membatu orang lain, Ali tersenyum dan menjawab"karena, ketika kita berbagi ilmu, kita juga berbagi cahaya. Seperti diajarkan  kyai, niat baik akan  memancarkan manfaat bagi banyak orang". Setelah beberapa bulan, Faris berhasil meraih prestasi yang  membanggakan. Ia menjadi salah satu santri terbaik di pesantren. Suatu hari dalam sebuah acara, Faris berdiri didepan semua santri dan  kyai. Dia berkata"Dulu, aku  merasa putus asa, tapi berkat Ali, aku bisa bangkit, dia mengajarkan arti persahabatan dan kepedulian"ujarnya dengan tulus. Semua santri memberi tepuk tangan, termasuk Ali yang tersenyum bangga.
Pesantren bukan hanya tempat untuk belajar, tetapi juga tempat untuk saling mendukung dan menguatkan. Dalam kebersamaan, menemukan arti sejati dari ikatan persaudaraan.Dari pengalaman itu, Ali belajar bahwa setiap usaha yang dilakukan dengan niat baik akan menghasilkan buah yang indah, dan cahaya yang di pancarkan akan selalu menerangi jalan bagi orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun