Tentu saja kalian semua cukup sering berinteraksi dengan material bahan bangunan kaca. Kaca adalah material yang sangat integral dalam suatu bangunan, baik untuk bangunan high-rise building, sampai ke rumah sekalipun.
Material kaca sendiri sudah digunakan manusia sejak 3500 tahun sebelum masehi. Awalnya material kaca dipakai oleh peradaban Mesir kuno dan Mesopotamia timur sebagai kerajinan tangan untuk peralatan sehari-hari, seperti tempat penyimpanan makanan, vas dekorasi, serta fungsi-fungsi penyimpanan lainnya, karena pada waktu itu material kaca yang ada belum bersifat transparan.
Namun, pada abad ke 9, seorang ilmuan bernama Abbas Ibnu Firnas berhasil menciptakan material kaca yang bersifat transparan. Berkat penemuan beliau, maka industri kaca berkembang dari pembuatan menggunakan metode manual ke metode mesin sejak era revolusi industri.
Dengan adanya kemajuan dibidang industri, Â kaca transparan bisa diproduksi dengan jumlah yang besar dalam waktu yang singkat. Selain itu kesalahan produksi akibat human error pun bisa diminimalisir dengan menggunakan peralatan yang memadai.
Dalam perkembanganya, pembuatan kaca secara fabrikasi  dapat dihasilkan dengan menggunakan 2 metode mesin, yaitu Metode Tarik (Metode Colburn) yang ditemukan di tahun 1905 dan Metode Float di tahun 1959.
Untuk mendukung industry arsitektural, kaca yang diproduksi dengan menggunakan metode tarik (Colburn) lebih sering dipakai untuk membuat kaca berpola atau yang sering disebut orang awam dengan kaca tekstur. Sedangkan untuk kaca yang diproduksi dengan metode tarik memiliki aplikasi yang lebih luas untuk industry arsitektur, seperti kaca polos, kaca tinted, kaca reflektif, kaca painted, bahkan kaca cermin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H