Mohon tunggu...
himakpiikhwan
himakpiikhwan Mohon Tunggu... Jurnalis - Himpunan Mahasiswa Kpi Stiba Ar raayah Sukabumi

"HIMA KPI Ar-Raayah adalah perkumpulan mahasiswa jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam di STIBA Ar-Raayah Sukabumi. HIMA KPI menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan diri dan memperdalam berbagai keterampilan, seperti editing, jurnalistik, dan bisnis. Komunitas ini hadir sebagai ruang inspiratif untuk berkreasi, belajar, dan berkontribusi dalam bidang komunikasi Islami."

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Imam abu Hanifah: Legenda Fiqh yang Nggak Pernah Pudar

21 Januari 2025   16:09 Diperbarui: 21 Januari 2025   11:21 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Imam Abu Hanifah(Sumber:https://id.pinterest.com/)

Imam Abu Hanifah, atau nama lengkapnya Abu Hanifah al-Nu'man bin Tsabit bin Zutha, lahir di Kufah, Irak pada tahun 80 H (699 M) dan wafat di Baghdad pada tahun 150 H (767 M). Beliau dikenal sebagai pendiri mazhab Hanafi dalam fiqh Islam dan merupakan salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah pemikiran Islam. Mari kita telusuri lebih dalam tentang kehidupan dan warisan luar biasa dari Imam Abu Hanifah.

Kehidupan dan Karya

Latar Belakang:
Abu Hanifah berasal dari keturunan Persia dan tumbuh dalam keluarga yang saleh. Sejak kecil, beliau dikenal sebagai sosok yang sangat taat beribadah dan memiliki kedalaman ilmu yang luar biasa. Dalam perjalanan hidupnya, Abu Hanifah menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mengajar dan mengembangkan ilmu fiqh. Ia dikenal sebagai seorang mujtahid yang berani mengambil keputusan berdasarkan ijtihadnya sendiri, yang menunjukkan keberanian dan integritasnya dalam menegakkan prinsip-prinsip Islam.

Karya-karya
Di antara karya-karya terkenalnya adalah:

  • Al-Fiqh al-Akbar: Sebuah karya yang membahas tentang akidah.
  • Al-Musnad: Kumpulan hadis.
  • Al-Athar: Kumpulan fatwa dan pendapat beliau.

Karya-karya ini tidak hanya menjadi rujukan penting dalam studi fiqh, tetapi juga mencerminkan kedalaman pemikiran dan dedikasi beliau terhadap ilmu.

Praktik Ibadah

Abu Hanifah dikenal dengan praktik ibadahnya yang sangat disiplin. Ia melaksanakan shalat Subuh dengan wudhu Isya selama 40 tahun, sebuah kebiasaan yang menunjukkan dedikasinya dalam beribadah. Dikatakan bahwa beliau sering mengkhatamkan Al-Qur'an dalam satu rakaat, dan tangisannya saat berdoa di malam hari terdengar hingga membuat tetangganya merasa iba. Praktik ibadahnya yang konsisten menjadi teladan bagi banyak orang hingga saat ini.

Penolakan Terhadap Jabatan

Khalifah Al-Mansur pernah menawarkan posisi sebagai qadhi (hakim) kepada Abu Hanifah, tetapi beliau menolak tawaran tersebut. Penolakan ini didasarkan pada prinsip-prinsip keadilan dan integritas yang sangat dijunjung tinggi oleh beliau. Akibat penolakannya, Abu Hanifah dipenjara, di mana beliau akhirnya wafat. Tindakan ini menunjukkan komitmennya terhadap prinsip-prinsip moral dan etika dalam menjalankan tugas sebagai seorang ulama.

Pengaruh dan Pujian

Abu Hanifah dihormati oleh banyak ulama besar. Imam Syafi'i pernah menyatakan bahwa "manusia dalam hal fikih adalah seperti keluarga yang bergantung kepada Abu Hanifah," menandakan betapa besarnya pengaruh beliau dalam bidang fiqh. Banyak ulama sepakat bahwa jika ilmu Abu Hanifah ditimbang dengan ilmu seluruh ahli pada zamannya, maka ilmu beliau akan lebih berat. Ini menunjukkan bahwa pemikiran dan kontribusinya sangat dihargai dan diakui oleh generasi setelahnya.

Warisan

Warisan intelektual dan spiritual Abu Hanifah tetap hidup hingga kini melalui mazhab Hanafi, yang merupakan salah satu dari empat mazhab utama dalam Islam. Beliau dikenang sebagai "Imam Agung" (Al-Imam al-A'zam) dan "Shaykh al-Islam," mencerminkan kedalaman ilmu dan kontribusinya terhadap pengembangan hukum Islam. Jenazahnya dishalatkan oleh lebih dari 50.000 orang saat wafat, menunjukkan betapa dihormatinya beliau di kalangan umat Islam.

Dengan segala dedikasi dan pengorbanan yang telah diberikan, Imam Abu Hanifah tidak hanya meninggalkan warisan ilmu, tetapi juga teladan moral yang patut dicontoh. Sejarah mencatat bahwa beliau adalah sosok yang tidak hanya berpengaruh dalam bidang fiqh, tetapi juga dalam membentuk karakter umat Islam yang berpegang teguh pada prinsip keadilan dan integritas. Warisan beliau akan terus hidup dan menginspirasi generasi mendatang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun