Tepat pada hari Selasa tanggal 21 Januari 2014, HIMA IPA FMIPA UNY telah sukses mengadakan kegiatan Pelatihan Aplikasi Model Raschbertempat di Ruang Seminar FMIPA UNY. Pelatihan ini dibersamai langsung oleh pakar Rasch dari Indonesia yaitu Bambang Sumintono,Ph.D, beliau adalah dosen di University of Malaya (UM) yang sebelumya menjadi dosen di Universiti Teknologi Malaysia (UTM). Dalam kesempatan ini, beliau dibantu oleh dua orang teman yaitu Wahyu Widhiarso, M.A (DosenFakultas Psikologi UGM) dan Mas Kim (FT UNY). Pelatihan Aplikasi Model Rasch (Rasch Model) berisi tentang pengenalan Rasch Model yang merupakan metode pengukuran modern dalam bidang penelitian.
Antusiasme peserta terhadap pelatihan ini sangat baik. Hal ini dapat dilihat bahwa pelatihan Aplikasi Model Rasch ini diikuti oleh 47 mahasiswa dengan rincian 29 mahasiswa S1, 12 mahasiswa S2 , dan 7 mahasiswa S3; yang berasal dari berbagai perguruan tinggi yaitu Univ. Negeri Yogyakarta (UNY), Univ. Gadjah Mada (UGM), UIN Sunan Kalijaga, Univ. Negeri Jakarta (UNJ), dan Univ. Brawijaya (UB).
Acara dimulai pada pukul 13.00 WIB oleh Ibu Maryati (Dosen Pendidikan IPA FMIPA UNY) yang kemudian dilanjutkan dengan acara inti yaitu materi. Pemateri mengawali pelatihan ini dengan sedikit memberikan pengantar yaitu tentang kelemahan-kelemahan teori pengukuran klasik yang kemudian mengenalkan metode pengukuran modern Rasch Model. Untuk menambah pemahaman peserta, pemateri mengajak peserta untuk mempraktikkan apa yang sudah dijelaskan sebelumnya, mulai dari proses pengambilan data dimana peserta juga bertindak sebagai responden, hingga cara menganalisis data yang sudah didapatkan tersebut menggunakan software Ministep. Software Ministep ini adalah program komputer khusus untuk analisis pemodelan Rasch.
Rasch model ini memberikan banyak kelebihan karena memenuhi lima prinsip model pengukuran, yaitu pertama, mampu memberikan skala linier dengan interval sama; kedua, dapat melakukan prediksi terhadap data yang hilang; ketiga bisa memberikan estimasi yang lebih tepat; keempat, mampu mendeteksi ketidaktepatan model; kelima, menghasilkan pengukuran yang replicable (Sumintono dan Widhiarso, 2013).
Pada pelatihan ini, acara ditutup pukul 17.00 WIB dan dilanjutkan penyerahan kenang-kenangan untuk Pak Bambang dan dua rekan kerjanya, Pak Wahyu dan Mas Kim. Dengan adanya pelatihan ini, kelebihan- kelebihan pada Aplikasi Model Rasch seharusnya dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa ataupun peneliti untuk mendukung hasil riset mereka jauh lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H