"Start small. Just do it!"
Jargon tersebut kerap diucapkan oleh salah satu pembicara workshop DAB! Club yang telah diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Administrasi Bisnis (HIMABI)Fakultas Ilmu Administrasi Bisnis dan Ilmu Komunikasi (FIABIKOM) pada 28 Februari 2018 lalu yang bertempat di Aula Gedung Yustinus Lantai 14.Â
Dengan mengangkat tema "This is How Business Students Roll", workshop ini ingin menekankan kepada mahasiswa program studi Administrasi Binis UNIKA Atma Jaya bahwa untuk menjadi seorang pebisnis tidak hanya membutuhkan teori saja melainkan aksi/eksekusinya yang paling penting. Seperti jargon tersebut, workshop ini ingin memberikan motivasi kepada para peserta agar dapat mulai melakukan langkah -- langkah kecil untuk mewujudkan ide bisnisnya, karena sesuatu yang besar dimulai dari yang kecil terlebih dahulu.
Workshop ini berkonsep layaknya komunitas bisnis dan membahas dua topik. Topik yang pertama membicarakan mengenai negosiasi bisnis yang dibawakan oleh Clarissa Goenanto, alumni program studi Administrasi Bisnis lulusan tahun 2015 dan sekarang berfokus pada bisnis event organizer F&B. Pada sesi ini, peserta diajak untuk melihat bagaimana negosiasi itu sangat penting dan dibutuhkan ketika berbisnis. Peserta juga belajar mengenai bagaimana seharusnya membawa diri dan 'membaca' lawan bicara yang sedang diajak bernegosiasi. Setelah topik negosiasi bisnis selesai, topik berikutnya adalah mengenai business branding.Â
Sesi ini dibawakan oleh Esko Hernando, yang juga merupakan alumni program studi Administrasi Bisnis lulusan tahun 2004 yang sekarang sedang fokus menjalankan bisnis pempek salmon sebagai terobosan baru dalam dunia kuliner di Indonesia. Sesi ini menekankan kepada peserta mengenai pentingnya branding bagi sebuah produk sebelum menerjunkannya ke pasar. Selain belajar mengenai pentingnya branding dalam berbisnis, peserta juga diajak aktif untuk membuat ide bisnis sederhana dalam kelompok yang telah ditentukan. Dimana ide bisnis tersebut dipresentasikan oleh perwakilan dari setiap kelompok pada akhir sesi.
Puncak acara dari workshop ini ditutup dengan pengumuman pemenang dari kelompok dengan ide bisnis yang paling menarik dan baik dalam mempresentasikannya. Pemenang mendapatkan hadiah pulsa sebesar Rp 200.000,00 dan Rp 100.000,00 untuk masing-masing juara pertama dan kedua. Dengan telah terlaksananya DAB! Club ini, besar harapan agar peserta maupun mahasiswa program studi Administrasi Bisnis UNIKA Atma Jaya dapat termotivasi untuk memulai merintis ide -- ide bisnis yang mereka miliki, tentu saja hal tersebut dapat dimulai dari langkah -- langkah kecil terlebih dahulu.
1. Pengalaman apa saja yang didapat selama menjadi ketua pelaksana?
Menjadi ketua pelaksana dari workshopDAB! Club merupakan pengalaman baru yang dapat dibilang paling berkesan selama saya berada di bangku perguruan tinggi. Ketika dipercaya untuk melaksanakan program workshopini, saya sudah memiliki sketsa kasar mengenai kira -- kira apa yang akan dihadirkan dan menjadi sasaran utama dari workshopini. Namun, saya menyadari bahwa saya seorang diri saja tidaklah cukup untuk membuat apa yang sudah direncanakan dapat terwujud. Oleh sebab itu, saya membutuhkan orang lain yang tidak lain adalah teman -- teman dari prodi Administrasi Bisnis angkatan tahun 2015 untuk menjadi kelompok panitia dari workshopDAB! Club.
Bekerja bersama teman -- teman panitia memberikan saya banyak sekali pelajaran berharga bagi saya. Saya dituntut untuk sabar dalam menghadapi watak dan karakter dari setiap orang yang ada di dalam kelompok, berusaha untuk selalu berpikiran positif dan menjadi individu yang netral. Selain itu, saya juga banyak belajar hal -- hal positif yang teman -- teman panitia yang ditunjukkan selama menjalani proses kepanitiaan. Itulah sebabnya saya tidak terlalu merasa terbebani dalam menjalankan proses kepanitiaan workshopDAB! Club karena saya percaya dengan kemampuan dan rasa tanggungjawab dari teman -- teman panitia dalam menjalankan tugas yang telah didelegasikan kepada mereka.
2. Ketakutan apa saya yang muncul selama menjadi ketua pelaksana?
Hal utama yang menjadi ketakutan terbesar saya dalam menjalankan kepanitiaan acara ini adalah mengenai jumlah peserta yang dikhawatirkan tidak memenuhi target. Namun, pada akhirnya ketakutan terbesar saya tersebut dapat terpatahkan karena dalam realitasnya, jumlah peserta dari acara ini jauh melebihi dugaan saya dan itu semua berkat kerja keras dari setiap teman -- teman panitia yang terus mempromosikan workshop DAB! Club.
Selain masalah jumlah peserta, hal lain yang saya takutkan adalah mengenai kepasifan dari salah satu pembicara. Teman -- teman dari divisi acara yang sebelumnya telah berjumpa langsung dan berbincang -- bincang sedikit dengan beliau kemudian membawa berita bahwa beliau merupakan tipe individu yang sangat pasif dan berbicara hanya seperlunya saja. Hal tersebut tentu saja menjadi sesuatu yang perlu diperhatikan agar ketika hari H acara topik yang dibawakannya tidak membuat bosan para peserta.
4. Bagaimana cara menghadapi ketakutan -- ketakutan itu?
Dalam menghadapi permasalahan terkait peserta yang dikhawatirkan tidak sesuai dengan ekspektasi, saya dan teman -- teman panitia berusaha semaksimal mungkin untuk mempromosikan DAB! Club kepada mahasiswa -- mahasiswa jurusan Administrasi Bisnis mulai dari angkatan tahun 2013 sampai 2017. Selain itu, kami juga bekerja sama dengan iFind sebagai media partner dari acara ini untuk membantu mempromosikan workshop DAB! Club di media sosial mereka. Ternyata hal tersebut cukup membantu karena kami mendapatkan beberapa peserta dari luar mahasiswa prodi Administrasi Bisnis.
Untuk mengatasi permasalahan pasifnya salah satu pembicara, saya beserta teman -- teman divisi acara dan MC melakukan brainstorming yang membahas mengenai bagaimana menanggapi karakteristik pasif yang dimiliki oleh pembicara tersebut. Dari brainstormingtersebut kami kemudian sepakat untuk memberi banyak pertanyaan kepada pembicara tersebut saat sesinya berlangsung.
5. Apa kelebihan diri sendiri yang menjadi senjata untuk menghandle acara?
Dalam melakukan segala hal, saya pasti memikirkannya terlebih dahulu secara matang sebelum melakukan eksekusi. Saya pikir, diri saya yang penuh dengan perencanaan sebelum bertindak merupakan sesuatu yang dapat dikatakan sebagai kelebihan diri. Dari awal, saya sudah memiliki sketsa awal mengenai workshop DAB! Club, sehingga saya hanya membutuhkan sumber daya manusianya untuk membantu mengembangkan dan akhirnya dapat mewujudkannya.
 Selain itu, saya juga merupakan orang yang terbilang tegas sehingga dapat memposisikan diri saya sebagai ketua pelaksana acara maupun sebagai seorang teman dari kelompok panitia workshopDAB! Club. Mengatur teman -- teman seangkatan sebagai panitia merupakan tantangan tersendiri bagi saya, karena selain di luar kepanitiaan mereka adalah teman -- teman sepermainan, saya juga harus dapat mengatur mereka agar tanggungjawab dengan tugas mereka di dalam kepanitiaan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H