Mohon tunggu...
Money

Persaingan Tenaga Kerja di Indonesia

10 Oktober 2016   11:26 Diperbarui: 10 Oktober 2016   11:37 2068
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat

Di zaman modern seperti saat ini, Banyak orang tua menyekolahkan anaknya sampai ke Perguruan Tinggi agar anak mendapatkan pendidikan dan pekerjaan yang layak. Tetapi kenyataannya kebanyakan yang lulusan sarjana  di Indonesia masih banyak yang tidak memiliki pekerjaan (pengangguran). Sedangkan persaingan tenaga kerja sangatlah sengit. Ditambah lagi Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) membuat tenaga kerja Indonesia akan bersaing ketat dengan tenaga kerja asing. Persaingan tenaga kerja akan semakin ketat menjelang pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN atau Pasar Bebas ASEAN tahun 2015. Indonesia dan negara-negara di wilayah Asia Tenggara akan membentuk sebuah kawasan yang terintegrasi yang dikenal sebagai Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Saya akan menjelaskan sedikit tentang pengertian MEA. MEA merupakan singkatan dari Masyarakat Ekonomi ASEAN yang memiliki pola mengintegrasikan ekonomi ASEAN dengan cara membentuk sistem perdagangan bebas atau free trade antara negara-negara anggota ASEAN. tenaga kerjamenjadi sektor paling mengkhawatirkan menghadapi era pasar bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Banyak pihak yang meyakini tenaga kerja asing, utamanya dari Malaysia dan Singapura akan menyerbu Indonesia. Banyak dari para tenaga kerja asing itu, utamanya Malaysia yang lulusan perguruan tinggi ternama di Indonesia. Karena persaingan lebih terbuka tentu tidak bisa ditolak. Diperkirakan mereka bahkan akan menempati jabatan manajerial ke atas. Jadi satu-satunya jalan ialah meningkatkan daya saing kita.

Di Indonesia, dari sisi tenaga kerja, globalisasi memberikan kesempatan yang setara bagi Warga Negara Asing maupun Warga Negara Indonesia untuk mencari pekerjaan di Indonesia. Sehingga tentunya dibutuhkan banyak sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas untuk menghindari SDM Indonesia menjadi pengangguran di negeri sendiri. Kekhawatiran ini cukup beralasan karena pada tataran realita dalam kurun waktu 2005 sampai dengan 2009 terjadi peningkatan jumlah tenaga kerja asing (TKA) yang bekerja di Indonesia.

Jadi satu-satunya cara untuk bersaing dalam dunia kerja adalah dengan cara meningkatkan daya saing kita (Sumber Daya Manusia). Cara untuk meningkatkan daya saing atau sumber daya manusia adalah sebagai berikut.

Yang pertama dengan percaya diri. Percaya diri merupakan suatu hal yang terpenting dalam diri kita karena dapat memenangkan persaingan dengan baik.

Yang ke dua yaitu, harus menguasai bahasa asing. Kita harus memiliki skill dalam bidang bahasa asing, dan bisa mengusai beberapa bahasa asing. Semakin banyak kita menguasai bahasa asing, maka kemungkinan besar kita akan menguasai persaingan dalam dunia kerja.

Yang ke tiga yaitu harus memiliki penglaman organisasi. pengalaman dalam berorganisasi selama di sekolah ataupun kampus akan membuat kita menjadi orang yang lebih siap untuk terjun langsung kedalam dunia kerja. Dengan pengalaman yang kita miliki ini, kita akan mengetahui cara bagaimana dalam bekerja sama, kerja efektif, dan yang paling penting adalah bekal mental.

Yang ke empat yaitu tidak gaptek. Untuk menyaingi tenaga kerja asing kita tidak boleh gagap teknologi atau yang disaebut gaptek karena pada zaman sekarang tidak akan pernah lepas dari teknologi.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa persaingan dalam dunia kerja di indonesia sangatlah ketat dikarenakan adanya MEA. Untuk itu kita sebagai masyarakat indonesia harus pintar mencari peluang pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan atau keahlian kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun