Tradisi berbagi takjil pada bulan ramadhan masih saja ada walaupun saat ini sedang masa covid-19. Namun karenanya cara membagikannya pun memiliki cara yang berbeda mengikuti situasi adanya covid-19 ini.
Di bulan ramadhan ini banyak sekali yang berlomba-lomba mencari kebaikan dengan berbagai cara. Ada yang berbagi masker ke orang-orang yang ada dijalanan ada pula yang berbagi masker dibeberapa spot tempat karena masih banyak orang yang tidak menggunakan masker saat di melakukan kegiatan mereka diluar rumah.
Tidak ingin kehilangan moment yang berkah dibulan ramadhan dengan hanya berdiam diri saja. PT.Pertamina daerah Garut pun turut berkontribusi dalam membantu kesulitan masyarakat dengan berbagi takjil setiap hari.
Dengan hanya membangun tenda kecil yang bertuliskan pertamina lalu diletakannya meja dan kursi sebagai tempat duduk dari pantia pembagi takjil gratis sudah bisa mengundang perhatian para masyarakat untuk berbondong-bondong datang untuk menunggu panitia pembagi takjil dari pertamina membuka tenda tersebut.
Bagi masyarakat yang kesulitan mendapatkan kebutuhan pokok disituasi covid-19 ini membuat mereka sangat antusias sekali dengan adanya pembagian takjil gratis dari pihak pertamina itu.
Tenda pembagian takjil tersebut biasa dibuka sekita pukul 17.30 WIB, namun mulai pukul 17.00 WIB pun masyarakat sudah memenuhi tenda tersebut padahal di tenda tersebut belum ada siapa-siapa. Mereka hanyalah menggerumuni meja dan dan kursi yang berada di tenda tersebut sampai dibukanya tenda itu.
Padahal dalam situasi yang sedang diberlakukan oleh pemerintah daerah Garut dengan kebijakan PSBB membuat mereka seolah melupakan kebijakan tersebut hanya demi sebuah takjil gratis. Hal itu pula terjadi karena pemerintah yang tidak merata dalam memberikan bantuan terhadap masyarakat daerah.
Jika melihat peraturan dari PSBB bahwasannya dilarang melakukan perkumpulan massa melebihi 5 orang. Tetapi dari niat baik pertamina dibulan ramadhan ini untuk berbagi malah membuat masyarakat melakukan perkumpulan massa.
Takjil gratis yang di gelar di jln. Pembangunan Garut yang tujuan seharusnya adalah berbagi pada masyarakat yang melintas dijalan disaat mereka tidak sempat membeli takjil atau masyarakat yang menuju rumahnya dari pulang bekerja atau kegitan lain namun azan maghrib berkumandang lebih cepat dari perkiraan.
Karena banyak masyarakat yang tinggal didaerah tersebut mengetahuinya, mereka malah sengaja datang dari rumah mereka jauh-jauh waktu sebelum tenda pembagian takjil itu dibuka.
"mereka emang sengaja datang dari rumah mereka, padahalkan harusnya takjil itu buat orang-orang yang lewat dijalan. Tapi kalau mau dapet harus pake masker terus yang gak pake masker gak bakal dapet takjil." Ucap salah satu warga yang juga ikut menunggu pembagian takjil disana.(13/05/2020)