anak serta mempengaruhi masalah masalah non kesehatan lainnya misalnya turunnya prestasi belajar dan drop outnya anak (Muchlisah, 2014).
Penyakit Kecacingan di Indonesia masih merupakan masalah besar atau masih merupakan masalah kesehatan masyarakat karena prevalensinya yang masih sangat tinggi yaitu kurang lebih antara 45-65 %, bahkan di wilayah- wilayah tertentu yang sanitasi yang buruk prevalensi kecacingan bisa mencapai 80%. Kalau di diperhatikan dengan teliti, cacing cacing yang tinggal di usus manusia ini memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kejadian penyakit lainnya misalnya kurang gizi dengan infestasi cacing gelang yang suka makan karbohidrat dan protein di usus sebelum diserap oleh tubuh, kemudian penyakit anemia (kurang kadar darah) karena cacing tambang suka isap darah di usus dan cacing-cacing cambuk dan pita suka sekali mengganggu pertumbuhan dan perkembanganUpaya yang dapat dilakukan untuk mencegah cacingan tersebut dapat dengan melakukan cuci tangan. edukasi atau penyuluhan terkait pentingnya cuci tangan agar terbebas dari cacingan dapat menjadi salah satu pilihan untuk meningkatkan pengetahuan terhadap masyarakat akan pentingnya kebersihan. Hal ini sejalan dengan green way bahwa pendekatan pendidikan dapat mengubah perilaku masyarakat, termasuk pendidikan, maka intervensi yang ditawarkan adalah pendidikan kesehatan untuk mengubah perilaku. Setelah subjek menyadari suatu objek atau stimulus, langkah selanjutnya adalah bertindak dan menindaki stimulus atau objek tersebut.Pada 24 Juni 2024, Mahasiswa kedokteran Universitas Muhammadiyah Surabaya telah melakukan edukasi dengan baik dan sukses terkait Mencegah Cacingan dengan Mencuci Tangan di Panti Asuhan Muhammadiyah Simokerto Surabaya hal ini dapat dilihat saat kami datang disambut dengan baik dan antusias anak-anak terhadap materi yang dipaparkan. Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap anak-anak terhadap bahaya cacingan dan pentingnya cuci tangan. Metode yang digunakan untuk edukasi yaitu dengan ceramah, presentasi slide, pembagian poster yang mudah dipahami bagi anak-anak.
Edukasi ini dihadiri oleh 29 anak panti asuhan. Sebelum di lakukan sosialisasi atau edukasi, hasil pre-test menunjukkan bahwa 49% responden tidak mengetahui pentingnya cuci tangan terhadap mencegah cacingan. Namun, setelah edukasi dilaksanakan hasil pos-test menunjukkan hasil yang signifikan, yaitu 86% responden mengetahui cara cuci tangan dengan baik, dan pentingnya melakukan cuci tangan untuk mencegah cacingan.
Mayoritas peserta yang hadir adalah anak usia SD (6-11 tahun), yang mencapai 100% dari total peserta. Setelah dilakukannya sosialisasi dan edukasi, sikap positif terhadap cuci tangan dengan baik dan pentingnya cuci tangan untuk mencegah cacingan juga meningkat, yaitu 74,4% menunjukkan pemahaman yang baik. Kegiatan ini menunjukkan efektivitas dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap masyarakat panti asuhan mengenai mencegah cacingan dengan melakukan cuci tangan. Penyelenggara berharap kegiatan ini dapat dilanjutkan dan diperluas untuk lebih banyak menjangkau anak-anak dari wilayah lain guna mencegah dampak buruk dari adanya cacingan.
Dengan meningkatnya kesadaran dan pengetahuan anak-anak, besar harapan terjadinya penyakit cacingan dapat berkurang serta dapat meningkatkan kesehatan anak-anak secara keseluruhan. Kegiatan ini juga mendapat apresiasi dari pengasuh panti asuhan yang berharap kegiatan serupa dapat terus dilakukan karena respon anak-anak yang sangat baik terhadap kegiatan ini.
(Senin, 15/07/2024)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H