Beberapa orang ditakdirkan sebagai pembuka gerbang pertama di keluarganya, Â termasuk gerbang pendidikan, lalu kemudian disusul dengan anggota keluarga yang lain untuk mengikuti jejaknya tersebut.Â
Semangat untuk para pendobrak gerbang pertama keluarga...
Kalian ditakdirkan untuk menjadi role model keluarga, a person who serve as an example, whose behavior is emulated by others, kalian adalah harapan dan setitik cahaya untuk keluarga.
.
.
Ini kisahku, sebagai sarjana pertama keluarga
sekali lagi tak pernah tertinggal untuk kusisipi di setiap cerita yang aku tulis, bahwa sekelumit kisah ini, hanya barangkali ada sesuatu berguna sedikit apapun, sebenarnya tak ada istimewanya dan lebih banyak kisah orang lain di luar sana yang lebih menarik dan luar biasa.
Aku berasal dari keluarga yang berlatar belakang pendidikan pesantren salaf (read: pesantren tradisional/klasik //Wikipedia).
Ayahku bertahun-tahun mengisi masa kecil hingga menikah untuk belajar sembari mengabdi kepada seorang Kiai. Sedangkan ibuku pernah menjadi santri ayahku saat dipercaya sebagai pengajar di pesantren, mereka berdua dijodohkan pak Kiai hingga lahirlah aku dan ketiga saudariku ke dunia ini.
Kakak perempuanku melanjutkan jejak ayah dan ibuku, sebagai santri di pesantren salaf dari lulus sekolah dasar hingga menikah.
Sedangkan aku, harus memutuskan sendiri jalur mana yang harus kutempuh untuk mencari bekal masa depan
Seingatku, kala duduk di bangku sekolah dasar, aku selalu menjadi bintang kelas (ciye) lalu apakah ini untuk berbangga? tentu seharusnya tidak boleh, justru ini adalah hal besar yang harus dipikul dan dipertanggungjawabkan.