Nini menaruh sepatunya di tempat pencucian. Bunda bilang, kalau sepatu Nini kotor harus dicuci dulu biar besoknya bisa dipakai lagi. Seragam sekolahnya juga harus diletakkan di tempat cuci. Nini menyisakan baju dalamannya saja. Anak itu berdendang ringan, membawa tasnya menuju kamar.
Nini meletakkan tasnya dan mengambil handuk paling kecil. Dia akan mandi dulu karena tadi kehujanan, agar tidak sakit nanti.
"Yitel duck menanis! Yitel duck wek! Wek!"
Sambil mandi, Nini sibuk menyanyikan lagu tidak jelas. Tangan kecilnya menyabuni tubuh dan sesekali Nini juga akan menari. Kaki, bokong dan badannya semua ikut bergoyang dengan lagu aneh yang datang dari mulutnya sendiri.
"Ikan yenang! Ikan yenang! Yeay!" Nini memekik senang.
Badannya sudah bersih. Dia juga sudah harum. Sekarang dia hanya perlu menaruh pakaian dalamnya ke tempat cucian dan memakai baju ganti.
"Bunaaa! Bunaa ceyece pacal?" Nini tersenyum lebar ke arah Bunda. Saat dia keluar dari kamar mandi, Bunda sudah ada di depan pintu tadi.
"Bunda tidak ke pasar, kok. Nini sudah mandi?"
"No pacal?" Mata Nini membulat. Padahal dia yakin dengan tebakan buatannya sendiri tadi. "Buna dali mana?"
"Bunda ke rumah Bibi Kimy tadi. Bibi Kimy memberikan ikan, jadi nanti kita bisa makan ikan."
Nini memekik senang dengan berita yang Bunda berikan. Dia suka makan ikan pemberian Bibi Kimy, soalnya ikan dari Bibi Kimy itu sudah pasti mahal dan enak.