10 April 2022
Hari ini, mungkin menjadi salah satu hari yg tidak akan ku lupakan. Semuanya terkuak. Sesuatu yg sebenernya sudah ku tahui sejak lama. Namun hr ini, aku mengetahui darinya secara langsung. Tidak ada yg dipermasalahkan. Jujur, ketika aku mendengarnya, hanya satu yg ku pikirkan. Ya, bagaimana cara aku membantunya. Hanya itu. Yg ku sedihkan, bukan diriku. Justru aku memikirkannya. Kesembuhannya saat ini adalah salah satu hal terpentingku saat ini. tentu bukan untukku. Tapi, untuk kebahagiaannya. Itu saja.
Aku sudah bertekad, aku akan membantunya, berjalan bersama untuk melewati ini semua. Bagaimana caranya aku untuk meyakinkannya. Aku paham betul, bagaimana kesedihannya saat ini. menahan sesaknya seorang diri. Aku tak kuasa. Rabb, aku hanya ingin melihatnya bahagia. Itu saja. bahagia nya tentu akan menjadi bahagiaku juga. Beri aku waktu, yaa Rabb.. untuk bisa menemaninya.
Sampai ada pertanyaan yg ia lontarkan, sampai kapan batas aku untuk menunggunya? pertanyaan yg nyatanya tidak butuh sebuah jawaban. Untuknya, mungkin batas menunggu itu tidak ada. Karna dialah sosok yg aku tunggu selama ini. Kau tahu? aku tidak pernah menaruh batas. Aku tidak ingin memaksa. Nyatanya, sampai sekarang, aku masih disini menunggunya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H