Mohon tunggu...
Hilwan Fanaqi
Hilwan Fanaqi Mohon Tunggu... Lainnya - Pekerja Harian Lepas

manusia biasa yang ingin bermanfaat bagi sesama

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mengenang Kekuatan Cinta

24 November 2012   13:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:44 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Mungkin hari ini cintamu telah berganti dengan benci. Jengkel, kecewa dan jemu telah menggelinding menjadi keengganan untuk memberikan sedikit kepercayaan pada ketulusan rasa yang telah kita sulam bersama. Mungkin juga hari ini telah kau lukiskan tinta cintamu di kanvas yang baru. Tapi cobalah sejenak tengok ke belakang. Melihat kembali arsip kehidupan dalam lembar sejarah sejak kita bertemu di sore itu. Menuliskan kebahagiaan yang kita katakan sebagai cinta. Bahkan sempat terucap dari mulutmu “kenapa kita tak bertemu dari dulu”.

Di satu pagi bulan Februari, beriringan dengan datangnya sang raja siang,sambil menghirup segarnya udara priangan, kupetik sekuntum mawar merah untuk kuberikan kepadamu. Mawar adalah bahasa kalbu,yang kusampaikan kepadamu. Mulutku pun bergerak untuk sekedar berkata “maukah kau menjadi istriku?” sejak pagi itu, kita bersepakat untuk saling mencintai dan menyayangi. Satu jam yang berlanjut menjadi bertahun sejarah perjalanan suka dan duka. Menggoreskan catatan di lembar-lembar kehidupan dengan warna tawa dan tetes air mata.

Dalam kertaslusuh itu kau akan lihat senyum dan tangis kita. Hamparan jarak tak pernah mampu menghalang. Putaran waktu tak pernah mampu menghadang. Jalan-jalan yang selama ini asing bagiku, telah menjadi sahabat yang menjadi saksi bisu betapa besarnya rasa cintaku padamu. Tak ada ketakutan, tak ada kekhawatiran. Malam dan dingin tak mampu menghentikan langkah ini. Terik panas matahari tak mampu sekedar membuatku lesu. kekuatan cinta telah menyihirku menjadi seorang pemberani.

Sudut-sudut bumi yang tak pernah kugauli, kini tak perawan lagi bagiku. Karena kaki ini telah menginjakkan langkahnya bersamamu. berpuluh tahun kuhabiskan waktuku di tempat yang tak pernah berbeda. Namun hadirmu telah memberi warna baru. Deru mesin dan semilir angin tak lagi menjadi momok untukku. Aku telah menjadi ksatria saat ada di sampingmu.

Bahkan aku tak pernah mengerti, kapankah tubuhku merasa lelah?? Tubuhku seakan memiliki banyak tenaga cadangan agar selalu bersamamu. Karena bersamamu adalah kebahagiaan untukku. Maka kebahagiaan telah mengganti seluruh lelahku. Setiap saat cinta menyuntikkan energy baru dalam tubuhku.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun