Setelah kain batik yang dijemur sudah kering, semua peserta mengambil kainnya dengan tertib dan pastinya bangga dengan hasil batik bikinan sendiri. Ada yang bilang kalau ini pengalaman pertamanya membuat batik sendiri, ada pula yang sudah berpengalaman seperti saya. Membuat batik tidaklah mudah, patutlah penjual batik banyak yang menjual batiknya dengan harga yang mahal.Â
Pak RT dan pelatih akhirnya memanggil semua peserta workshop untuk berbaris dan melakukan sesi foto bersama. Setelah selesai berfoto-foto, pelatih mengadakan penutupan dan sesi tanya jawab. Terlihat peserta sangat aktif bertanya dan menjawab seputar batik kepada pelatih. Pelatih juga memberikan tips, kalau membatik bisa dijadikan pekerjaan di masa pandemi ini untuk ibu-ibu PKK. Lumayan, kan?
Sebelum peserta pulang, Pak RT dan pelatih membagikan alat-alat dan bahan kepada semua peserta berupa satu kompor kecil, satu wajan kecil, satu kotak malam, dan satu canting. Tentunya peserta sangat senang dan berharap diadakan lagi workshop seperti ini kedepannya karena sangat menginspirasi dan menyenangkan. Semua peserta berterima kasih kepada Pak RT dan pelatih atas ilmu membatik yang sangat menginspirasi dan pulang dengan rasa senang karena akan memamerkan hasil karyanya kepada keluarga di rumah. (Hilwa Adiiba)
