Mohon tunggu...
hilman i
hilman i Mohon Tunggu... Freelancer - wirausaha & freelancer

penulis amatir yang pernah menjadi profesional.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Lagu Buat Sang Teradu dan Para yang Mulia di Mahkamah

3 Desember 2015   23:37 Diperbarui: 4 Desember 2015   00:05 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="sumber: nasional.harianterbit.com"]
[/caption]
Akan datang hari

Mulut dikunci
Kata tak ada lagi


Akan tiba masa

Tak ada suara
Dari mulut kita

Berkata tangan kita

Tentang apa yang dilakukannya

Berkata kaki kita

Kemana saja dia melangkahnya
Tidak tahu kita
Bila harinya
Tanggung jawab, tiba...

(Puisi Taufik Ismail dari lirik Lagu Ketika Tangan dan Kaki Bicara Chrisye (alm))

Mari sejenak melupakan berbagai intrik politik dan teori-teori konspirasi berkenaan kasus pelanggaran etika Ketua DPR, Setya Novanto di Mahkamah Kehormatan Dewan. Jujur, ketika menuliskan opini ini, suasana panas, marah, sedih campur geli membaur manakala para “Yang Mulia” sedang memeriksa “pengadu” dan “saksi”.

Bak seorang hakim, mereka mencoba menguliti hingga bagian paling dalam “pengadu” dan “saksi”. Lucunya, atau lebih tepat lagi mirisnya, pertanyaan bodoh pun dilemparkan untuk menyudutkan atau (justru) menyalahkan sang “pengadu” dan “saksi”. Para anggota MKD sedang bermain bagai hakim sungguhan yang memeriksa pesakitan, demi membela kawan sejawat yang justru seharusnya mendapat perlakuan itu.

Mari kembali menghayati lirik lagu dari almarhum Chrisye di atas. Sekali lagi, lupakan semua intrik dan berbagai teori konspirasi. Renungi saja dengan bahasa keimanan, itu pun bagi mereka yang masih punya.

Intinya, silakan Anda berkilah. Silakan beralasan. Silakan berargumen dan berdalih. Boleh saja Anda ingkari semua peristiwa yang pernah terjadi. Salahkan pihak lawan. Putarbalikan fakta, bahwa Anda terzhalimi. Anda dijebak dan sebagainya.

Kerahkan kawan hingga kroco-kroco untuk mengingkari dan membela Anda habis-habisan. Dan pasang mereka untuk mengadili Anda di Mahkamah.

JIka Anda masih percaya Tuhan (itu pun jika status agama di KTP Anda benar) rekaman yang sepanjang 127 menit itu akan ada backupnya. Tak perlu ditanyakan validitas dan legalitasnya. Tangan dan Kaki Anda yang akan bicara.

Jika Anda mengaku punya iman (itu pun jika masih percaya dengan Tuhan), ingkari pertemuan bersama sang Mafioso. Toh tak ada saksi dan tak ada video CCTV yang menyatakan adanya pertemuan itu. Tenang… masih ada rekaman yang sulit dibantah. Sekali lagi jangan jabarkan Undang-undang atau aturan yang mempertanyakan legalitasnya. Mata dan Kaki Anda sendiri yang akan bicara.

Kapan itu waktunya? Segera setelah Anda mengakhiri hidup dengan catatan kelam.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun