Ketika pandemi Covid-19 semua aktifitas yang dahulunya dilakukan secara ramai, dengan interaksi langsung tanpa perantara diubah menjadi virtual. Orang--orang berlomba merevisi kegiatan yang dulunya dilakukan secara offline namun dengan kondisi pandemi Covid harus dilakukan secara online. Seminar online, konser online, hingga ospek online itu adalah contoh--contoh kegiatan yang sebelumnya dilakukan secara offline, kini berubah menjadi online.Â
Dengan kondisi tersebut, banyak masyarakat yang merasa jenuh karena semua kegiatan dilakukan di rumah, mereka tidak bisa menghirup udara luar dengan bebas. Kejenuhan yang terjadi selama pandemi berkepenjangan ini akan berdampak pada kesehatan mental dan well being (kesejahteraan) baik pada orang dewasa maupun anak-anak.Â
Para peneliti dari Universitas Michigan menyatakan bahwa stres dan ketidakpastian yang disebabkan COVID19 telah mempengaruhi orang tua dan anak-anak dengan beban fisik dan psikologis. Kondisi inilah yang membuat masyarakat berlomba--lomba mencari self healing versi masing -- masing untuk tetap mempertahankan kesehatan mental yang baik selama pandemi.Â
Salah satu tren self healing yang dilakukan masyarakat Indonesia adalah berkebun. Berkebun adalah sebuah kegiatan menanam tanaman yang bisa dilakukan di halaman kecil atau luas. Kegiatan ini banyak dipilih masyarakat Indonesia sebagai bentuk self healing selama pandemi melanda Indonesia, atau pada selanjutnya kegiatan tersebut dinamakan plant therapy. Kegiatan plant therapy ini memiliki manfaat salah satunya yaitu dapat merasakan emosi dan moods yang lebih positif setelah melakukan aktivitas tersebut. Seseorang yang melakukan plant therapy akan merasa lebih tenang, tingkat stress yang dialami menjadi lebih berkurang daripada sebelum menerapkan terapi tersebut. Dengan menanam tanaman dan merawat tumbuhan hidup membuat individu merasa lebih produktif dan merasa termotivasi sehingga dapat memiliki rsa tenang dan menjadi lebih terbuka.
Seminar tentang cara berkebun di lahan sempit juga sudah banyak diadakan sehingga sangat mendukung masyarakat kota untuk berkebun pada lahan perkotaan yang dikenal cukup sempit. Penjualan tanaman di marketplace juga sudah marak dipublikasikan. Pengetahuan tentang plant therapy kini semakin dikenali kalangan masyarakat baik para milenials hingga ibu--ibu rumah tangga.
 Kalangan selebritis seperti Nadine Chandrawinata, Tantri Namirah, Chitra Subiyakto, Artika Sari Devi Kusnayadi, dan Ayudia Bing Slamet turut andil dalam tren berkebun ini. Keterlibatan mereka dalam berkebun membuat banyak kalangan ingin mencoba berkebun. Mereka seringkali membagikan kegiatan mereka saat berkebun melalui media sosial pribadi yang mereka miliki, seperti instagram. Ketika mereka mengunggah dokumentasi tersebut, banyak yang tertarik untuk mengikutinya. Dilihat dari akun instagram milik Ayudia, ia juga sering membagikan tips -- tips dalam berkebun. Tidak hanya itu, Ayudia juga membagikan toko -- toko online yang ia pilih untuk membeli tanaman hingga peralatan ia berkebun. Hal tersebut sangat membantu followersnya semakin mudah untuk mengikuti kegiatan berkebun yang tengah menjadi hobi Ayudia sekarang ini. Hal itu membuat bisnis tanaman akan semakin menjanjikan sebuah cuan berkepanjangan baik pada masa pandemi hingga pandemi berakhir nanti.
Plan therapy ini memiliki potensi untuk dijadikan bisnis.Ha tersebut ditinjau berdasrkan data dari sebuah marketplace bahwa kisaran harga-harga tanaman yang sedang banyak diminati mulai dari lidah buaya dan lidah mertua ternyata memiliki harga kisaran dari 300 ribu hingga jutaan. Selain itu, ketika memiliki hobi berkebun juga dapat melakukan kelas online dalam merawat tanaman sehingga pihak-pihak yang mengadakan kelas online dapat mengelola cuan melalui hobi dan yang dipastikan dapat membantu menjaga kesehatan mental melalui hobi bercuan ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H