Lahan secara historis memegang peran krusial bagi manusia dalam memperoleh pangan, rumah, matapencaharian, dan pengaruh. Saat ini orang di daerah pedesaan dan yang bergantung pada lahan untuk mata pencaharian mereka masih terus bertambah.
Mereka yang hidupnya sangat bergantung pada lahan meyoritas dari kalangan kurang mampu, di mana tiga dari setiap empat orang hidup dalam garis kemiskinan dan tergantung pada kegiatan pertanian sebagai matapencaharian mereka (FAO, 2016).
Di daerah-daerah di mana mayoritas orang bergantung pada pertanian untuk pangan dan mata pencaharian, akses yang adil terhadap lahan, terutama bagi perempuan, memiliki peran utama untuk dimainkan dalam pemberantasan kelaparan dan manfaat pembangunan lainnya.
Ini bukan hanya tentang produksi pangan, tetapi juga penciptaan lapangan kerja di bidang pertanian dan pekerjaan non-pertanian, terutama dalam pengolahan pertanian tanaman pangan, yang dapat berkontribusi pada sektor pertanian yang berkembang, serta penggunaan lahan yang lebih beragam.
Lebih banyak lahan yang terdistribusi secara merata berkontribusi pada penciptaan masyarakat yang lebih setara yang mendorong pertumbuhan dan pembangunan berkelanjutan di atas fondasi yang lebih kuat.
Deininger (2003) menunjukkan, berdasarkan analisis lintas negara, bahwa hanya dua dari 15 negara berkembang dengan distribusi lahan yang sangat tidak setara yang berhasil menumbuhkan ekonomi mereka lebih dari 2,5% selama periode 1960-1992.
Sokoloff dan Engerman (2000) membandingkan evolusi Amerika Utara dan Amerika Selatan, di mana mereka menemukan bahwa ketimpangan parah dalam kepemilikan lahan adalah dasar dalam ketidaksetaraan politik yang berakibat pada terhalangnya investasi dalam peningkatan kualitas pendidikan.
Galor, et al (2009) mengkonfirmasi dinamika yang sama dari studi tentang perkembangan pengeluaran untuk pendidikan, dibandingkan dengan tingkat ketimpangan lahan di seluruh negara bagian di AS.
Kurangnya investasi dalam pendidikan di tempat-tempat dengan ketimpangan kepemilikan lahan yang tinggi menggagalkan pembentukan sumber daya manusia dan kelembagaan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan ekonomi dalam industri dan penetapan demokrasi, akibatnya adalah kesenjangan pertumbuhan dan kemajuan jangka panjang antara negara-negara yang berinvestasi dalam pendidikan dan yang tidak.
Pelajaran ini terus menjadi penting untuk memahami bagaimana ketimpangan lahan dapat membentuk prioritas dan kemajuan, begitu juga sangat penting bagi negara-negara yang berpaling dari ekonomi agraris saat ini.