Mohon tunggu...
Hilmy Harits Putra
Hilmy Harits Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Berfikir, Membaca, Menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mamba'ul Ma'arif: Pesantren Mahasiswa Rujukan di Tulungagung

31 Oktober 2023   21:44 Diperbarui: 1 November 2023   23:02 1075
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Mahasiswa adalah suatu sebutan bagi orang yang menuntut ilmu atau sedang menempuh studi di perguruan tinggi. Mahasiswa sebagai Agent of Change dan Agent of Control yang sering disuarakan oleh mahasiswa itu sendiri dan akademisi kampus, secara tidak langsung menuntut seorang mahasiswa selalu meningkatkan kualitasnya. Baik dari segi kualitas mental maupun kualitas intelektual. Berangkat dari argumentasi itu, pola pembelajaran mahasiswa perlu pengembangan. Mahasiswa tidak bisa hanya bergantung pada pengetahuan sekuler kampus saja, tetapi juga harus diimbangi dengan kompetensi keagamaan apalagi mahasiswa yang menempuh studi di Universitas Islam.

Di Jawa Timur memiliki banyak sekali perguruan tinggi yang berbasis keagamaan salah satunya adalah Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tuulungagung yang berada di pesisir selatan Provinsi Jawa Timur. Perguruan tinggi ini terletak di Desa Plosokandang, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung. Sebagai perguruan tinggi negeri Islam, kemampuan mahasiswa yang nantinya terjun ke masyarakat diharapkan tidak hanya menguasai ilmu formal saja tetapi juga harus menguasai ilmu keagamaan. 

Maka dari itu perkuliahan yang berbasis Islam perlu didukung oleh pengetahuan yang berbasis keagamaan dan salah satunnya melewati pondok pesantren. Bagi sebagian orang yang belum terbiasa dengan istilah pondok pesantren, akan menganggap bahwa hidup di lingkungan pondok pesantren itu akan memberatkan apalagi di tambah kegiatan perkuliahan di kampus. Tetapi nyatanya sekarang sudah banyak berdiri pondok pesantren yang berbasis mahasiswa, atau yang kita kenal biasanya dengan sebutan pesantren mahasiswa.

Pesantren mahasiswa ini mengolaborasikan sistem pondok pesantren dan kehidupan mahasiswa di kampus. Sudah jelas bahwa pengertian daripada pesantren mahasiswa itu sendiri berbeda dengan pesantren pada umumnya yang mungkin lebih berfokus pada ilmu agama saja. Pesantren mahasiswa tidak hanya menawarkan kepada mahasiswa yang belum memiliki latar belakang pondok pesantren, tetapi pesantren mahasiswa juga terbuka kepada mahasiswa yang sudah memiliki pengalaman pondok pesantren. Beberapa perbedaan daripada pesantren mahasiswa dengan pesantren pada umunya adalah pesantren mahasiswa memiliki kegiatan yang mendukung perkuliahan seperti seminar dan lain sebagainya. Pesantren mahasiswa juga memiliki kegiatan yang tidak sepadat pesantren pada umumnya karena memang santri-santri yang ada di pesantren mahasiswa ini adalah mahasiswa yang sedang menempuh jenjang pendidikan di perguruan tinggi.

Salah satu pesantren mahasiswa di Tulungagung yang terkenal adalah Pesantren Mahasiswa Mamba'ul Ma'arif yang biasa dikenal dengan sebutan PESMA MAMA. Pesantren ini memiliki lokasi yang berdekatan dengan UIN SATU Tulungagung, dalam artian memiliki lokasi yang strategis bagi mahasiswa. Pesma Mama didirikan dengan dukungan para masyayikh dan kyai pada tahun 2019 yang diasuh oleh Dr. KH. Husnul Haq, Lc. MA., Ph.D. Pesma Mama memiliki tujuan untuk membentuk karakter santri yang berakhlak, berilmu dan mandiri sehingga siap untuk mengabdi di masyarakat. Pesma Mama terletak di Desa Tunggulsari Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung yang merupakan cabang dari Yayasan Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang yang didirikan oleh salah satu pendiri Nahdlatul Ulama yaitu KH. Bisri Syansuri. 

Pesantren mahasiswa ini juga berada di lingkungan yang asri, sejuk dan tidak terlalu padat sehingga dapat menjadi suasana nyaman tersendiri bagi mahasiswa yang terkenal dengan kesibukan akademisnya. Kegiatan yang diselenggarakan di Pesma Mama yaitu, pengajian kitab kuning dua kali sehari setiap setelah salat maghrib dan subuh, Muhadoroh setiap dua bulan sekali yang bertujuan untuk mengasah keterampilan dan minat bakat mahasantri, seminar setiap akhir bulan, pembacaan Diba' dan Rotib Al-Hadad setiap malam Jum'at dan beberapa kegiatan yang lainnya. Jajaran ustadz dan ustadzah juga merupakan dosen di UIN SATU dan alumni dari Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang yang tidak diragukan lagi pengalaman dan keilmuannya. 

Walaupun dikenal sebagai pondok yang baru, namun hingga saat ini sudah memiliki sekitar 250 mahasantri. Berbicara mengenai pondok mahasiswa tentu memiliki peraturan yang tidak seketat pesantren pada umumnya. Di Mamba'ul Ma'arif mahasantri diperbolehkan pulang satu bulan sekali di hari libur. Penentuan hari libur pesantren pun mengikuti jadwal hari libur kampus. Jadi mahasantri tidak perlu khawatir jika tidak bisa pulang ke kampung halaman dan bertemu keluarga di rumah.

Pesantren Mahasiswa Mamba'ul Ma'arif juga memiliki program tahfidz atau hafalan Al-Qur'an bagi mahasiswa tahfidz. Fasilitas yang ditawarkan dari pesantren ini cukup lengkap, mulai dari Wifi, kamar mandi, dapur, dan fasilitas yang lain. Para mahasantri juga dapat membawa kendaraan pribadi untuk transportasi karena pesantren ini juga menyediakan tempat parkir. Selain beberapa fasilitas di atas, pesantren ini juga berada di tengah-tengah masyarakat, yang mana mahasantri diharapkan memiliki keterampilan untuk bermasyarakat dan bersosialisasi. 

Di dukung dengan area pesantren yang berdampingan dengan masjid Al-Muttaqin membuat kehidupan pesantren semakin hidup dalam beribadah karena bersentuhan langsung dengan masyarakat setempat. Posisi pesantren ini juga di kelilingi dengan pondok pesantren yang lain seperti Pondok Pesantren Lubabul Fattah di sebelah Timur, Pondok Tahfidzul Qur'an Darul Muttaqin di sebelah Utara dan Pesantren Mahasiswa Mamba'ul Ulum di sebelah Barat. 

Peran pesantren mahasiswa di lingkungan kampus sangat diperlukan untuk memperkuat ilmu agama dan dimensi spiritualitas. Demi kehidupan yang baik dan sehat di arus globalisasi, mahasiswa dirasa perlu sarana untuk membimbing dan mengarahkan dari iklim kebebasan dunia kampus. Menjadikan pesantren mahasiswa sebagai benteng diri dari arus globalisasi dan arus modernitas adalah salah satu cara yang ampuh untuk membentuk budi pekerti yang luhur dan akhlaqul karimah. Dengan menjadi mahasantri, mahasiswa tidak hanya mendapatkan pengalaman pembelajaran kampus, melainkan mahasantri mendapatkan bekal tambahan terutama dalam bidang keagamaan dan kemasyarakatan yang nantinya berguna bagi kehidupan seterusnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun