Kalau kita menyimak sebagian kondisi guru di Indonesia sungguh memprihatinkan. Ada sebagian guru yang akhirnya menambah penghasilannya dengan melakukan aktifitas lainnya yang tidak sesuai dengan profesinya sebagai guru. Bahkan ada pula yang membanting setir keluar jadi guru beralih ke profesi yang lain, karena nasib atau masa depannya sebagai guru tidak jelas.Banyak guru yang melakukan aktifitas sebagai seorang guru secara sungguh-sungguh, tetapi tak sedikit pula mereka yang melakukannya dengan asal-asalan.
Bila dikaji ada tiga tipe guru yang menonjol yang ada di Indonesia, terutama bila ditinjau dari income (penghasilannya).
1.Profesional
Guru profesional ialah guru yang bekerja secara profesional dan mendapatkan income secara profesional.Penghasilan yang didapat diperhitungkan berdasarkan unsur-unsur profesionalisme. Penghasilan atau income yang didapat tentunya disesuaikan strata pendidikan, kompetensi, pengalaman mengajar, jumlah jam kerja, dan lain-lain. Seorang guru yang profesional selalu mengedepankan profesionalisme, kode etik guru, strata pendidikan, serta peningkatan kompetensi dan kualitas pribadinya.
2.Sosial
Guru semacam ini tidak mempedulikan berapapun penghasilan atau gaji yang didapat. Guru yang bertujuan sosial ini umumnya adalah guru yang memiliki income dibawah UMR (Upah Minimum Regional) dan ia ikhlas untuk mendapatkan income tersebut. Bahkan sebagiannya mereka rela untuk tidak dibayar. Sebagian diantara guru semacam ini berperan sebagai volunteer (relawan) di berbagai sekolah. Para guru swasta ataupun guru honorer dapat dikatakan sebagai guru yang bertujuan sosial dalam melakukan pengajarannya. Para guru-guru di madrasah, PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Mandiri), Kejar Paket A , B, atau C juga terkategorikan sebagai guru yang memiliki tujuan sosial.
3.Komersial
Guru komersial ialah guru yang selalu memperhitungkan aktifitas mengajarnya dengan materi yang harus ia dapatkan. Setiap penambahan jam aktivitasnya haruslah berpengaruh terhadappenghasilan yang didapatkannya. Guru seperti ini adalah guru yang tidak akan mengajar kalau ia tidak dibayar. Guru seperti ini sangat memperhitungkan jam mengajarnya termasuk besarnya KJM (Kelebihan Jam Mengajar). Jadi jam mengajar dan waktu yang ia berikan harus selalu dhitung dengan besarnya uang. Tipe guru seperti ini sering ogah-ogahan bila mendapat kegiatan tambahan baik kegiatan yang bersifat administratif maupun yang bersifat pengajaran.
So, termasuk tipe guru apakah anda?... Tipe P, S, atau K?
Hilmy Ferdiansyah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H