Mohon tunggu...
HilmyAnis
HilmyAnis Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Senang membagikan berbagai tulisan sebagai sarana untuk bertukar pikiran dan opini.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tidak Harus Sekarang

13 Februari 2024   11:20 Diperbarui: 13 Februari 2024   11:32 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Kalau habis nanti gimana Bu?" tanya Rara cemas. Ia takut tidak bisa mencobanya dan hanya bisa melihat orang lain menikmati rasa enaknya.

"Kita cari yang lain," jawab Ibunya memberi saran.

"Tapi aku maunya yang itu Bu, ngga mau yang lain," balas Rara yang tetap kukuh dengan keinginannya. Baginya, apa yang ia mau, harus ia dapatkan.

"Lihat nanti ya sayang," ucap Ibunya sambil memutar stir mobil.

Setelah 30 menit berkutik di jalanan, akhirnya Rara dan Ibunya sampai di toko yang dimaksud. Namanya juga baru tren, tentu banyak orang yang mengincarnya. Toko itu penuh dengan orang berjejer ke belakang. Rara dan Ibunya saling bertatapan, dengan Rara yang rasa cemas dan ragu, sedangkan Ibunya berusaha memberikan afirmasi positif dengan mengangguk pelan. 

Belum genap mengantri 5 menit, pihak toko memberikan pengumuman jika makanan yang Rara incar habis dan akan ada lagi besok pagi. Mengetahui itu, Rara kecewa, muka memelas tak berdaya ia tampakan. Ia masih tidak menyangka akan habis secepat ini. Di kepalanya masih berkata, hah?

Ibunya yang tidak tega, langsung mengajaknya untuk mencari di toko lain, "Yaudah kita cari ke toko lain yuk!" 

Rara hanya mengangguk pelan. Ia masih berharap agar bisa merasakan gigitan pertama makanan itu. 

Toko kedua yang ia datangi pun mengatakan bahwa makanan yang dicari telah habis. 

"Maaf dek, makanan yang dipesan telah habis terjual," ucap mbak kasir itu.

Harapan Rara terpatahkan untuk kedua kalinya. Ia nyaris kehabisan harapan.. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun