Mohon tunggu...
Hilmi Lukman Baskoro
Hilmi Lukman Baskoro Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Jember

Menulis topik mengenai sastra dan kebudayaan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Finalisasi Kemasan Pokolpow Hingga Kerja Bakti dengan LDII

6 Agustus 2023   06:30 Diperbarui: 6 Agustus 2023   06:33 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pokolpow dengan toping beras ketan dan biji wijen. Dokumen pribadi.

Bercak, Bondowoso, KKN UMD 2023 - Akhirnya, kelompok 6 KKN UMD 2023 mencapai kesepakatan final mengenai kemasan jajanan pokolpow pada Kamis (3/8). Keputusan ini diambil setelah berkali-kali diskusi. Panjangnya proses diskusi tidak lepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan kemasan. Di antara faktor tersebut adalah bahan kemasan, ukuran, bentuk. Ketiga faktor tersebut tentu memiliki pengaruh dalam menggaet ketertarikan calon pembeli. 

Seperti diketahui sebelumnya, bahwa kelompok 6 mahasiswa KKN UMD 2023 memberikan pemahaman dan pendampingan kepada produsen jajanan pokolpow di Desa Bercak. Pendampingan ini berupa inovasi pada kemasan pokolpow dengan tujuan menaikkan harga jual pokolpow. Program ini juga bertujuan memberikan perubahan kemasan pokolpow yang lebih menarik, sehingga dapat menggaet pembeli lebih banyak. 

Tidak terbatas pada kemasan semata, label pun sangat diperhatikan. Isi dari label meliputi informasi mengenai harga, berat bersih, narahubung, komposisi, dan varian rasa. 

Pokolpow terdiri atas dua jenis yang diidentifikasi berdasarkan topingnya. Terdapat pokolpow yang dilumuri gula merah kemudian dengan beras ketan yang sudah dikeringkan dan digoreng. Terdapat pula pokolpow yang menggunakan toping biji wijen. Berdasarkan topingnya, biji wijen lebih mahal daripada beras ketan. Maka dari itu, kemasan untuk pokolpow bertoping biji wijen lebih baik kualitasnya daripada yang bertoping beras ketan. 

Memperdalam Selokan Untuk Cegah Banjir 

Setelah mengadakan kerja bakti membersihkan Sungai Kijhun dan bantarannya pada hari Minggu lalu, pada Jumat (4/8) kelompok 6 mahasiswa KKN UMD 2023 digandeng Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Cabang Cermee bersama masyarakat Desa Bercak mengadakan kerja bakti memperdalam selokan di lingkungan Desa Bercak. Ajakan ini tidak lepas dari kepopuleran kelompok 6 yang fokus pada program kepedulian kepada lingkungan. 

Mahasiswa bersama anggota LDII dan masyarakat setempat. Dokumen pribadi.
Mahasiswa bersama anggota LDII dan masyarakat setempat. Dokumen pribadi.

Sebagian besar selokan di Desa Bercak telah mengalami pendangkalan selama bertahun-tahun. Disinyalir, hal ini disebabkan oleh rapuhnya tanah di bantaran selokan, sehingga tanah mudah longsor ke dalam selokan. Selain itu, masyarakat Desa Bercak terdiri atas masyarakat peternak, terutama ternak sapi. Karena terjadi banyak kasus pencurian sapi, kandang sapi pun dibuat di sekitar rumah agar mudah diawasi. Hal ini membuat kotoran sapi dibuang di selokan, sehingga selokan pun mendangkal. 

Akibat dari pendangkalan ini adalah air selokan meluber dan menyebabkan terjadinya banjir saat musim hujan. Maka dari itu, sangat penting untuk kembali memperdalam selokan untuk mencegah banjir. 

Kerajinan Tangan dari Kulit Jagung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun