Mohon tunggu...
Hilmi Hasan B
Hilmi Hasan B Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kejahatan Siber (Cybercrime) Menghantui Jejaring Sosial Indonesia

11 November 2024   16:12 Diperbarui: 11 November 2024   16:14 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Kemajuan perkembangan teknologi dan informasi yang terus berkembang secara pesat telah membawa dampak yang besar bagi kehidupan masyrakat modern, terutama di Indonesia. Selain menawarkan hiburan dan banyaknya kemudahan, berbagai kejahatan telah terjadi di dunia maya ini, kasus-kasus tersebut tentu merugikan dan berdampak negatif, kejahatan dunia maya ini tidak mencakup Indonesia, akan tetapi mencakup seluruh dunia. Oleh karena itu, terbitlah kejahatan siber atau cyber crime.

Apa itu Kejahatan Siber (cybercrime) ?

Cybercrime adalah kejahatan dunia maya yang dilakukan dengan menggunakan teknologi informasi dan komunkasi sebagai alat atau target dari kejahatan tersebut. Meningkatnya kejadian cybercrime sendiri disebabkan oleh faktor-faktor seperti anonimitas di dunia digital, teknologi yang semakin canggih memudahkan terjadinya kegiatan cybercrime, kesenjangan sosial dapat mendorong individu untuk melakukan tindakan kriminal, dan kurangnya regulasi serta penegakan hukum yang memadai di Indonesia. 

Kasus-kasus kejahatan siber di Indonesia sering kali kita jumpa di kehidupan sehari-hari, untuk beberapa jenis atau contoh dari kejahatan, antara lain adalah:

Jenis-jenis Kejahatan Siber (cybercrime)

1. Penipuan online

Kasus penipuan online kerap kali terjadi di Indonesia, masyarakat pun mulai banyak membuat laporan terkait penipuan online ini. Pengguna internet menjadi korban dikarenakan tergiur dengan penawaran yang menarik, dimulai dari investasi bodong hingga penjualan barang dengan harga murah yang ternyata tidak pernah dikirim.

2. Pencurian Identitas 

Pencurian identitas dapat terjadi dikarenakan pelaku mengakses dan menggunakan data pribadi seseorang tanpa izin, misalnya nomor handphone pribadi, kartu kredit, dan akun media sosial. Di Indonesia sendiri sering kali terjadi pencurian identitas ini dikarenakan masyarakat yang kurang waspada terhadap data pribadi. Data yang dicuri tersebut akan digunakan untuk melakukan berbagai tindakan kriminal seperti barang-barang ilegal ataupun pencemaran nama baik seseorang. 

3. Peretasan Sistem

Peretasan sistem menjadi ancaman yang serius, sering kali para peretas membobol sistem sebuah perusahaan atau akun individu untuk mengambil data pengguna bahkan data penting untuk disalahgunakan atau dijual ke pihak lain. Hal ini sering terjadi di Indonesia. Contohnya pada peretasan sistem pada website pemerintah yang datanya diambil untuk dijual kepada pihak lain, kasus yang sempat heboh yaitu hacker yang bernama Bjorka yang berhasil meretas data NPWP lalu dijual kepada pihak lain.

4. Penyebaran Malware

Penyebaran malware disebarkan untuk merusak ataau mengontrol perangkat korban. Malware ini bisa menyebabkan kerugian finansial bahkan hilangnya data-data penting. Untuk contohnya para hacker atau peretas menanam virus malware tersebut pada sebuah file yang sudah dimodifikasi sedemikian rupa dengan bentuk aplikasi yang sebenarnya, selain melalui aplikasi virus malware pun dapat ditanamkan pada sebuah file yang berbentuk pdf, dokumen, dan semacamnya.

5. Eksploitasi Anak secara Online 

Kegiatan eksploitasi anak secara online ini begitu mengkhawatirkan masyarakat Indonesia terutama orang tua yang memiliki anak berusia masih belia. Anak-anak sering kali menjadi target pelaku kriminal ini yang memanfaatkan internet untuk tujuan yang tidak bertanggungjawab. Sebagai contohnya pemerasan seksual kepada anak-anak yang memanfaatkan video atau foto pribadi anak melalui berbagai cara seperti hacking.

6. Phising 

Kegiatan phising menggunakan teknik penipuan di mana pelaku mengelabui korban untuk mengungkapkan informasi pribadi, seperti kata sandi, nomor kartu kredit, atau data penting lainnya. Phising sering kali dilakukan melalui email atau pesan teks yang terlihat seperti dari sumber resmi. Di Indonesia sering terjadi kasus ini dikarenakan kurangnya kewaspadaan masyarkat terhadap informasi yang diterima.

Dari beberapa contoh kejahatan siber di atas rupanya dampak dari kejahatan siber (cybercrime) dapat merugikan masyarakat Indonesia. Contohnya kerugian finansial, kerugian emosional, dan rusaknya reputasi korban. Selain itu, kejahatan ini juga dapat merusak kepercayaan masyarakat terhadap teknologi dan internet.

Untuk mencegah kejahatan siber dan terhindar dari dampak buruknya, berikut cara untuk mencegah terjadinya kejahatan siber:

Langkah-langkah Mencegah Kejahatan Siber (cybercrime)

1. Peningkatan Kesadaran Masyarakat

Edukasi kepada masyarakat sangat penting untuk meningkatkan pemahaman tentang risiko keamanan siber. Edukasi dapat dilakukan melalui media sosial, seminar, dan program pendidikan.

2. Penggunaan Teknologi Keamanan

Masyarakat juga perlu mengadopsi teknologi keamanan, seperti antivirus, firewall, dan enkripsi data. Langkah-langkah sederhana tersebut dapat membantu melindungi data dari serangan siber.


3. Kewaspadaan dalam Penggunaan Data Pribadi

Pengguna internet perlu lebih berhati-hati dalam berbagi informasi pribadi secara online. Pastikan hanya berinteraksi pada situs yang terpercaya dan resmi hindari mengklik tautan yang mencurigakan, dan hindari transaksi online secara ilegal pastikan bertransaksi pada e-commerce.


4. Meningkatkan Penggunaan Autentikasi Dua Faktor (2FA)

Autentikasi dua faktor atau two-factor authentication (2FA) adalah lapisan keamanan tambahan yang mengharuskan pengguna memasukkan kode khusus yang biasanya dikirim melalui SMS atau aplikasi otentikasi selain kata sandi. Dengan menautkan 2FA pada akun, maka pelaku kejahatan siber masih memerlukan kode tambahan untuk mengakses akun tersebut.

Kejahatan siber merupakan ancaman nyata yang harus diwaspadai oleh masyarakat Indonesia. Edukasi, regulasi, dan pemahaman yang baik tentang keamanan siber dapat membantu mengurangi risiko menjadi korban. Masyarakat pun harus lebih berhati-hati dalam mengaskes internet, menjaga data pribadi, dan memperhatikan keamanan perangkat digital yang digunakan. Dengan melakukan hal tersebut, kita dapat menciptakan lingkungan digital yang aman dan nyaman untuk lapisan masyarakat luas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun