Sejak zaman kuno, manusia telah terlibat dalam kegiatan penyimpanan informasi untuk mengelola sumber daya dan membuat keputusan yang bijaksana. Meski kita tidak dapat memastikan apakah manusia pertama menyadari mereka menjadi pengguna awal manajemen basis data, peradaban kuno seperti Mesir dan Sumeria telah mempraktikkan teknik akuntansi untuk merekam dan memahami aspek kehidupan sehari-hari mereka.Â
Pada era modern sebelum komputasi meluas, organisasi seperti kantor pemerintah, perpustakaan, rumah sakit, dan bisnis mengembangkan sistem basis data yang rumit. Dahulu database diciptakan untuk sebagai kerangka kerja untuk mengelola informasi dengan cara yang terstruktur, memanfaatkan prinsip-prinsip yang sebagian besar masih menjadi dasar bagi perangkat lunak database modern yang kita gunakan saat ini.
Prinsip-prinsip dasar yang diwarisi dari sistem-sistem ini menjadi pondasi bagi evolusi teknologi basis data. Dengan perkembangan komputasi, dunia menjadi saksi bagi transformasi besar dalam cara kita menyimpan, mengelola, dan mengakses informasi, tetapi akar dari manajemen basis data dapat ditelusuri kembali hingga pada upaya-upaya awal peradaban untuk memahami dan merekam dunia di sekitar mereka.
Awal Mula Database Digital
Pada dekade 1960-an, era basis data terkomputerisasi dimulai seiring dengan meningkatnya penggunaan komputer yang menjadi pilihan lebih ekonomis bagi organisasi swasta. Perkembangan basis data tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan komputer itu sendiri. Dengan penurunan harga komputer, transisi penyimpanan data dan basis data ke lingkungan komputer menjadi lebih terjangkau.
Dua model data yang mendominasi pada masa itu adalah model jaringan, yang dikenal sebagai CODASYL, dan model hierarki, yang dikenal sebagai IMS. Di tengah perubahan ini, muncul sistem database komersial yang sukses seperti SABRE, yang dikembangkan oleh IBM untuk membantu American Airlines mengelola data reservasi mereka. Kesuksesan SABRE menjadi bukti konkrit bahwa basis data terkomputerisasi tidak hanya mungkin tetapi juga menjadi suatu keharusan dalam mengelola informasi organisasi yang semakin kompleks.
Database Relasional
Model relasional, yang pertama kali diajukan oleh Edgar F. Codd pada tahun 1970, melanjutkan tradisi perkembangan basis data dengan menekankan bahwa aplikasi seharusnya mencari data berdasarkan kontennya, bukan dengan mengikuti hubungannya. Model relasional menggunakan sejumlah tabel bergaya buku besar, masing-masing digunakan untuk jenis entitas yang berbeda. Meskipun pertengahan tahun 1980-an menjadi periode di mana daya komputasi perangkat keras menjadi cukup kuat untuk mendukung penerapan sistem relasional secara luas, baru pada awal tahun 1990-an sistem relasional mulai mendominasi aplikasi pemrosesan data berskala besar.
Hingga tahun 2018, sistem relasional tetap mendominasi dalam dunia basis data. Nama-nama besar seperti IBM Db2, Oracle, MySQL, dan Microsoft SQL Server menjadi DBMS yang paling dicari. Bahasa database yang mendominasi, yaitu SQL, standar untuk model relasional, telah memberikan pengaruh besar pada bahasa database untuk model data lainnya. Kesuksesan dan ketahanan sistem relasional selama beberapa dekade menegaskan posisinya sebagai fondasi utama dalam pengelolaan dan pemrosesan data dalam skala besar.
Pada tahun 1980an, SQL atau Structured Query Language dipilih menjadi bahasa standar untuk bahasa pemrograman database oleh American National Standards Institute. Pengakuan ini menandai langkah penting dalam standardisasi industri database. Sejak saat itu, SQL menjadi bahasa utama yang digunakan untuk mengelola dan mengakses database relasional di berbagai platform dan aplikasi. Kemudahan penggunaan dan kejelasan struktur bahasa SQL telah membuatnya menjadi elemen integral dalam pengelolaan data dalam sistem basis data relasional.
Tahun 1990-an menyaksikan pertumbuhan dalam pendekatan penanganan data seiring meningkatnya popularitas pemrograman berorientasi objek. Pada periode ini, pengembang dan desainer mulai memperlakukan data dalam database mereka sebagai objek. Artinya, atribut-atribut seperti alamat, nomor telepon, dan usia yang terkait dengan entitas tertentu dianggap sebagai milik objek itu sendiri, bukan sebagai data terpisah.
Database Hari Ini
Basis data hari ini telah menjadi elemen kunci dalam kehidupan manusia teknologi sehari-hari, memainkan peran penting dalam layanan mulai dari penyimpanan awan pribadi hingga prediksi cuaca. Saat ini, banyak pemain baru memasuki arena basis data non-relasional dengan solusi-solusi spesifik, sementara basis data relasional terkemuka seperti Oracle, MySQL, dan DB2 tetap dominan. Tren terbaru menunjukkan fokus pada aksesibilitas teknologi canggih bagi semua kalangan, seperti yang ditunjukkan oleh Quickbase, platform basis data online yang memungkinkan pengguna dengan berbagai tingkat keterampilan untuk membuat aplikasi bisnis kustom dengan mudah melalui antarmuka pengguna point-and-click.