Di tongkrongan saya dan dikebanyakan tongkrongan remaja lelaki lainnya seringkali membahas obrolan yang sangat random,mulai dari topik game,politik,agama, dan yang paling sering dan wajib adalah membahas lawan jenisnya. Tidak bosan-bosannya membahas cinta,cinta,dan cinta lagi. Obrolan-obrolan tersebut biasanya terjadi di malam hingga menuju pagi.
Suatu malam di sebuah kedai kopi yang diguyur hujan deras, saya dan teman-teman berteduh didalamnya. Hp miring ditangan,rokok disela sela jari dan kopi dimeja yang dibiarkan dingin. Kita sepakat bahwa nongkrong kali ini dibuka dengan bermain mobile legend. Sejam berlalu,akhirnya permainan berakhir sebab bosen melanda, main 5 kali,kalah 4 kali dan hanya 1 kali menang.
“eh,kalian tau Wiji Tukul ga?” Farul membuka obrolan. Aku membalas “tau dong, tokoh aktivis juga penulis yang ikut melawan penindasan rezim orde baru itu kan, yang dinyatakan hilang entah kemana”. Sementara bintang dan pavel kebingungan tidak tau siapa Wiji Tukul dan langsung mencari di internet. Kemudian membahas aksi kamisan,yang dimana korban-korban pelanggaran hak asasi manusia berdiri di depan istana presiden setiap hari kamisnya untuk meminta keadilan. Dilanjutkan membahas kejadian 98, turunya habibie,Organisasi Papua Merdeka (OPM) hingga G30s PKI.
Lagu demi lagu silih berganti. Ahmad tiba-tiba menyeletuk dan menyampaikan konspirasinya, “tau Nabi Nuh kan? beliau kan punya mukjizat membuat kapal besar karena diberi tau kalau akan ada banjir besar. Nah, jangan-jangan yang menyebabkan bajir itu sendiri Nabi Nuh karena bikin kapal kan pake kayu dari pohon yang harus ditebang”. Teman teman yang lain kebingungan. Sementara saya menelaah dan memikirkan tempat saat nabi nuh tinggal,jika Nabi Nuh tinggal di arab,konspirasi Ahmad salah karena di tanah Arab jarang ada pohon.
Kopi saya sudah tinggal ampasnya dan kopi-kopi yang lain tinggal satu sruputan. Jam sudah menunjukan pukul dua belas lebih sepuluh. Bintang melanjutkan obrolan ” ehh,aku kayaknya naksir sama puput deh,tiap hari aku kepoin dia di sosial medianya. Tapi aku malu buat ngungkapin perasaanku. Aku pendek,kecil,ga ganteng”. Pavel membalas “ gausah insecure gitu tang. Ingat cinta itu buta!!”. Saya mendengar perkataan tersebut sangat bosan karena seringkali diucapkan. Membahas jatuh cinta orang-orang selalu melebih lebihkan contohnya seperti jatuh cinta itu buta,jatuh cinta itu tuli,cinta ini membunuhku,dll.
Saya mempunyai pandangan yang berbeda terhadap jatuh cinta. Cinta bukanlah tontonan, seperti yang digambarkan dalam sinetron-sinetron televisi. Cinta bukanlah salah satu di atas. Ini adalah sesuatu yang tidak dapat didefinisikan, dan mencoba melakukannya akan menghasilkan asumsi yang salah.
Betapa memilukanya keadaan cinta sekarang. Generasi muda khususnya. Hampir setiap remaja yang menjalin hubungan, terutama yang sedang berpacaran, pernah melakukan aktivitas selain berpegangan tangan. Berpelukan saja tidak cukup,pasti akan semakin banyak yang terlibat. Manusia memang penuh hawa nafsu,resiko juga terdapat didalamnya.
Pujian yang berlebihan terhadap menjalin hubungan terkadang tidak perlu, karena fungsi dari suatu hubungan cinta tidak sedangkal itu . Berbicara dengan pasangan itu menyenangkan bukan? Berbagi memiliki banyak manfaat, bukan? menambah pengetahuan, meringankan beban , dan bahkan menyelesaikan masalah ketika muncul.
Saya sungguh tidak paham dengan tindakan orang-orang yang rela berbuat apa saja demi orang yang ia cintai dan bahkan tidak peduli menyakiti dirinya sendiri. Karena yang saya pahami bahwa cinta itu saling menghidupi, saling menghadirkan kebermaknaan pada pasangan.
Cinta juga tidak luput dari cemburu. Saat cemburu, yasudahlah. Mau cemburu sampai kapan? Benar sekali, cemburu akan berlalu. Itu hanya perasaan sesaat yang mengindikasikan seseorang merasa tidak ingin kehilangan, dan justru lucu jika cinta hilang disebabkan cemburu. Itu sama saja dengan membuang sesuatu yang seseorang sendiri tidak ingin kehilangannya. Entahlah..
Karena cinta terjadi kemerosotan moral dan mental di kalangan masyarakat, dan salah satu faktor penyebabnya adalah salah mengartikan cinta dan menggunakan kata-kata yang menunjukkan cinta secara berlebihan. Saya percaya ini menyebabkan hal-hal buruk terjadi karena banyak orang yang kecewa dengan cinta bertindak dengan cara yang buruk. Tentu, itu semua karena menangani pikiran secara berlebihan. Semuanya akan berjalan lebih indah dan melaju pada jejaknya jika kita melakukan segala sesuatu dengan biasa saja tanpa melanggar norma dan nilai yang ada.
