Kehadiran teknologi informasi dan komunikasi di dunia pendidikan telah merubah pola piker dan perilaku individu serta masyarakat dalam melakukan proses pembelajaran. Sumber daya pembelajaran yang dahulu hanya berada dalam sekat-sekat lembaga pendidikan formal, kini tersedia luas tak terbatas dan bebas diakses oleh siapa saja, dari mana saja, kapan saja, dan menggunakan apa saja. Keberadaan internet yang menghubungkan titik-titik sumber materi dan pusat pembelajaran telah mengakibatkan  terjadinya transformasi besar di dunia pendidikan.
Sebagaimana UNESCO menyatakan bahwa kehadiran teknologi informasi dalam dunia pendidikan adalah "to meet the unmet educational needs", maka diperlukan Kerjasama yang erat antara seluruh pemangku kepentingan dalam dunia pendidikan dalam bentuk komunikasi dan kolaborasi lintas fungsi serta lintas generasi. Hal ini sungguh penting karena kunci keberhasilan adopsi sungguh terletak pada perkawinan antara kearifan masa lalu dan kemajuan masa kini.
Revolusi informasi telah mengubah system komunikasi dunia dewasa ini, sebuah jaringan informasi yang tersimpan dalam internet membuktikan bahwa kini dunia kian sempit, tidak ada lagi batas-batas geografis yang menghalangi kita untuk berinterasksi dengan dunia global. Akses ke dunia global pun menjadi lebih mudah. Kemudahan itu merupakan salah satu manfaat yang didapatkan dari globalisasi yang melibatkan integrase di berbagai bidang di antaranya pendidikan dan teknologi. Sumbangsih pemikiran dari dunia pendidikan telah melahirkan modernisasi di segala bidang kehidupan masyarakat dunia saat ini. Berhubungan dengan hal itu, kehadiran teknologi telah meningkatkan kualitas dan keampuhan pendidikan itu sendiri. Sebagaimana empat pilar pendidikan yang dicetuskan oleh UNESCO Â antara lain learning to know, learning to do, dan learning together.
Saat ini system penerimaan paket di Universitas Darussalam Gontor Kampus Putri masih menggunakan cara pencatatan data-data paket mahasiswi yang masuk dengan Microsoft Excel dan diberi kode pada masing-masing paket dengan manual. Adapun data-data paket yang tiba di hari tersebut masih menggunaka data yang dicetak pada kertas yang ditempel di papan pengumuman yang terletak di samping kantor administrasi. Dengan cara tersebutt, kegiatan penerimaan paket UNIDA ini masih belum praktis karena mahasiswi yang ingin mengambil paketnya harus mebcari kode paket terlebih dahulu. Sehingga proses tersebut menjadi tidak efisien dan memakan waktu. Selain itu, staf yang berasal dari mahasiswi itu sendiri bertanggung jawab atas paket pun kesulitan untuk mencari paket-paket yang jenisnya berbeda-beda.
Universitas atau perguruan tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk mempersiapkan peserta didik untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademis dan professional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian. Perguruan Tinggi di Indonesia terbagi atas perguruan tinggi Negeri dan Swasta yang dibagi dalam beberapa kategori antara lain akademik, politeknik, sekolah tinggi, institute dan universitas. Dalam laman PDDikti, jumlah perguruan tinggi di Indonesia mencapai 4.683 unit dengan rincian sebagai berikut: Akademik 997 unit, Politeknik 296 unit, Sekolah Tinggi 2.546 unit, Institut 230, dan Universitas 614 unit. Perguruan tinggi ini tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Dengan jumlah perguruan tinggi yang cukup besar tentunya harus memiliki kualitas yang baik juga, agar dapat menarik minat calon mahasiswa. Untuk itu, perguruan tinggi harus bisa memberikan pelayanan terbaik bagi mahasiswa maupun calon mahasiswa. Salah satunya adalah pemilihan system pengolahan yang baik.
Perkembangan system informasi adalah suatu sistem yang dibuat untuk mempermudah kegiatan administrasi akademik di kampus, yang mana semuanya diatur secara daring (online). Beberapa contoh kegiatan yang bersifat administratif di kampus UNIDA adalah penerimaan, pengelolaan, dan pendataan paket yang masuk ke gudang penyimpanan paket. Dan hal ini masih dilakukan dengan cara manual. Sehingga pendataan paket memakan waktu dan kurang efisien.
Saat ini penerimaan paket masih menggunakan papan pengumuman untuk memberikan informasi data-data paket pada mahasiswa, sehingga mahasiswa yang ingin mengetahui informasi keberadaan paketnya harus berjalan terlebih dahulu ke tempat penerimaan paket yang terletak di gedung Mesir, jauh dari jangkauan rayon mereka. Selain itu dampak dari bekas kertas pengumuman tersebut adalah banyaknya kertas yang terbuang, bekas kertas yang menempel pun mengotori papan pengumuman. Selain itu, klasifikasi jenis paket masih belum terkontrol dengan rapi, seperti tata letak yang terdapat di gudang paket masih belum tersusun. Banyaknya keluhan mahasiswa yang kehilangan paket termasuk salah satu masalah yang sering dialami, entah paket tersebut salah alamat atau ada oknum yang sengaja mengambil barang bukan hak miliknya. Sehingga staf kewalahan dan banyak waktu yang terbuang dalam mengelola penerimaan paket tersebut.
Tenaga kerja yang masih terbatas pun membuat sistem ini tidak berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Sementara paket mahasiswa yang sering membeludak dikarenakan angka konsumtif yang tinggi terhadap barang jual beli online pun memenuhi gudang paket yang sempit, sehingga pekerjaan staf menjadi kurang maksimal. Pemeriksaan paket pun juga menjadi masalah karena paket yang sudah tersusun rapi di dalam kardus menjadi berantakan dan sulit bagi mahasiswa untuk membawanya ke rayon mereka yang letaknya jauh dari penerimaan paket.
Karena kompleksitas sistem informasi yang makin meningkat, maka diperlukan sebuah metodologi perancangan dan pengembangan sistem informasi yang lebih baik dari pada cara konvensional. Metodologi berorientasi objek (object oriented) adalah salah satu alternatif untuk keperluan ini karena kelebihan- kelebihan yang dimilikinya. Spesifikasi sistem berorientasi ke objek, mampu secara tepat merepresentasikan sebuah sistem sebagai sebuah set dari ekspresi matematika sehingga dengan mudah dapat dibuktikan validitas dari sistem tersebut sebelum sistem di implementasikan.
A. Software Development Life Cycle (SDLC)