Isu Sanitasi di Indonesia
Sanitasi adalah elemen penting dalam menjaga kesehatan masyarakat dan lingkungan. Di Indonesia, masalah sanitasi masih menjadi tantangan besar. Â Pada kali ini saya akan membahas isu sanitasi di Indonesia, kaitannya dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) nomor 6, yaitu "Clean Water and Sanitation", serta peran yang dapat diberikan oleh mahasiswa dalam mengatasi masalah sanitasi ini.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), masih terdapat jutaan masyarakat Indonesia yang tidak memiliki akses terhadap sanitasi yang layak. Hal ini mencakup akses terhadap toilet bersih dan sistem pembuangan limbah yang memadai. Di samping itu, permasalahan terkait kualitas air juga menjadi perhatian utama. Air yang terkontaminasi bakteri dan bahan kimia berbahaya dapat menyebabkan berbagai penyakit, seperti diare, yang menjadi salah satu penyebab utama kematian anak di Indonesia.
Data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa hanya sekitar 76% dari total populasi yang memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak. Sementara itu, 24% lainnya masih menggunakan fasilitas yang tidak memadai atau bahkan tidak memiliki akses sama sekali . Kondisi ini mencerminkan perlunya upaya yang lebih signifikan untuk mencapai target SDGs nomor 6.
SDGs Nomor 6: Akses Air Bersih dan Sanitasi
SDGs nomor 6 berfokus pada peningkatan ketersediaan dan pengelolaan air bersih serta sanitasi yang berkelanjutan untuk semua orang. Target dari SDGs ini mencakup:
- Mengakhiri buang air besar sembarangan: Menyediakan akses universal ke layanan sanitasi dan kebersihan yang memadai dan adil bagi semua orang, dengan perhatian khusus pada kebutuhan perempuan dan kelompok rentan.
- Mengurangi polusi air: Mengurangi separuh proporsi air limbah yang tidak diolah dan secara substansial meningkatkan daur ulang serta penggunaan ulang air yang aman secara global.
- Meningkatkan pengelolaan air: Meningkatkan pengelolaan sumber daya air di semua tingkatan, mulai dari sektor pemerintah yang memiliki kewenangan dalam penyediaan air bersih dan keterlibatan masyarakat untuk menjaga daerah pengelolaan air supaya dapat digunakan untuk berkelanjutan.
Tantangan yang Dihadapi
Dalam optimalisasi sanitasi di Indonesia, terdapat beberapa tantangan yang dihadapi di antaranya yakni:
- Praktik Buang Air Besar Sembarangan (BABS): Meski ada penurunan, BABS masih menjadi masalah signifikan di beberapa daerah, terutama di pedesaan. Ini berdampak buruk pada kesehatan masyarakat dan lingkungan.
- Kurangnya Infrastruktur: Banyak daerah, terutama di pedesaan dan wilayah terpencil, masih belum memiliki infrastruktur sanitasi yang memadai.
- Kurangnya Kesadaran dan Pendidikan: Banyak masyarakat yang masih kurang sadar akan pentingnya sanitasi dan perilaku hidup bersih dan sehat.
- Pendanaan dan Sumber Daya Terbatas: Terbatasnya anggaran dan sumber daya untuk membangun dan memelihara infrastruktur sanitasi yang diperlukan .
Pengoptimalan Sanitasi di Indonesia
Upaya Pemerintah
Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan sanitasi, termasuk melalui Program Nasional Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) dan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS). Program ini bertujuan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap air bersih dan fasilitas sanitasi, serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat.
Di samping itu, Upaya peningkatan sanitasi di Indonesia juga didukung melalui program pemerintah dan kerja sama dengan organisasi non-pemerintah. Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah salah satu inisiatif penting yang bertujuan untuk mengubah perilaku masyarakat dalam hal sanitasi dan kebersihan. STBM menekankan pentingnya perubahan perilaku dan pemberdayaan masyarakat agar mereka bisa merencanakan, melaksanakan, dan memelihara fasilitas sanitasi secara mandiri. Selain itu, pemerintah Indonesia juga telah menetapkan target untuk mengakhiri praktik buang air besar sembarangan pada tahun 2025 melalui pembangunan infrastruktur sanitasi, seperti jamban sehat di daerah pedesaan dan pinggiran kota.
Peran Mahasiswa dalam Mengatasi Masalah Sanitasi
Mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat yang berpendidikan memiliki peran penting dalam mengatasi masalah sanitasi di Indonesia. Berikut adalah beberapa langkah konkret yang dapat dilakukan oleh mahasiswa:
- Edukasi dan Penyuluhan: Mahasiswa dapat melakukan kampanye edukasi dan penyuluhan kepada masyarakat mengenai pentingnya sanitasi yang baik dan perilaku hidup bersih dan sehat. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui kerja sama dengan sekolah-sekolah, organisasi masyarakat, dan instansi terkait.
- Penelitian dan Inovasi: Mahasiswa dapat melakukan penelitian untuk menemukan solusi inovatif dalam mengatasi masalah sanitasi. Misalnya, pengembangan teknologi sanitasi murah dan efektif yang dapat diterapkan di daerah terpencil.
- Kerja Sosial dan Pengabdian Masyarakat: Melalui kegiatan kerja sosial dan pengabdian masyarakat, mahasiswa dapat berkontribusi langsung dalam pembangunan infrastruktur sanitasi, seperti pembangunan toilet umum atau sistem pembuangan limbah di desa-desa yang membutuhkan.
- Advokasi dan Kemitraan: Mahasiswa dapat terlibat dalam advokasi untuk mendorong pemerintah dan pihak swasta agar lebih memperhatikan dan mengalokasikan sumber daya untuk peningkatan sanitasi. Mereka juga dapat membangun kemitraan dengan organisasi non-pemerintah (NGO) yang fokus pada isu sanitasi dan air bersih.
Masalah sanitasi di Indonesia masih memerlukan perhatian serius dan kolaborasi dari berbagai pihak untuk mencapai target SDGs nomor 6. Mahasiswa, dengan segala potensinya, memiliki peran penting dalam mengedukasi, meneliti, dan berkontribusi langsung untuk perbaikan sanitasi di Indonesia. Melalui upaya bersama, diharapkan akses terhadap sanitasi yang layak dapat tercapai untuk semua lapisan masyarakat.