Setelah ramai soal ‘Mannequine Challenge’ kini ada lagi istilah ‘Skip Challenge’ yang mendadak booming. Aksi menekan dada hingga nyaris kehabisan napas jadi ajang seru-seruan sekelompok remaja hingga videonya beredar luas. Demam Skip Challenge ini mewabah di kalangan pelajar hingga jadi tren baru yang dianggap kekinian.
Video tantangan menekan dada sekeras-kerasnya selama beberapa waktu hingga pingsan ini banyak berseliweran di berbagai jejaring sosial. Sekelompok pelajar di tingkat SMP dan SMA keranjingan melakukan permainan ini. Upaya menyandarkan temannya di tembok dan menekan keras dadanya hingga nyaris pingsan dianggap seru.
Dari video yang beredar, siswa yang mengenakan seragam putih abu justru tertawa saat melihat temannya kehabisan napas, hingga kejang-kejang dan tergeletak. Tak hanya satu video, banyak pula unggahan video dengan latar tempat dan orang berbeda yang meniru Skip Challenge. Sampai-sampai demam Skip Challenge ini mewabah di seluruh pelosok negeri. Tak ayal, semua kalangan dibuat geger dengan kemunculan permainan ini.
Di Bogor, demam permainan ini tak lagi asing. Kebanyakan siswa mengetahuinya dari Youtube. Salah seorang siswa SMA di Kota Bogor, Yudha, mengaku mengetahui tantangan itu sejak lama. Namun, baru belakangan ini kembali muncul ke permukaan dan menjadi viral.
“Sebenarnya tahu ini sudah lama, tapi memang dulu nggak se-viral ini dan baru hits lagi sekarang,” kata Yudha yang saat ini duduk di kelas XII.
Meski demikian, Yudha dan kawan-kawannya di sekolah tak tertarik sedikit pun dengan tantangan tersebut. Berbeda dari tantangan-tantangan yang viral sebelumnya, Skip Challenge dianggap tidak keren dan tidak lucu bagi anak-anak SMA.
“Kebanyakan anak SMP kayanya yang main begituan. Di sekolah saya nggak ada, lagian kayaknya bahaya,” ujar Yudha.
Di tengah viralnya tantangan ini, Skip Challenge ternyata menimbulkan kekhawatiran banyak pihak, khususnya orang tua dan guru. Mereka takut ada anak atau siswa yang meniru tantangan ini karena dianggap membahayakan.
“Saya sangat tidak setuju dengan Skip Challenge. Sangat berbahaya karena bisa menghentikan napas akibat oksigen terhalang tekanan di dada. Saya sudah mengimbau orang tua untuk ikut mengawasi anak-anaknya untuk tidak melakukan permainan ini. Di sekolah kami sendiri semua guru-guru sudah melarang dan terus mengawasi anak-anak,” ujar Kepala Sekolah SMAN 1 Bogor, Sri Erningsih.
Munculnya demam Skip Challenge ini membuat sejumlah kalangan ketar-ketir. Tak sedikit pihak yang khawatir aksi ini menelan korban. Sebab, dianggap berpotensi menghilangkan nyawa seseorang.
Seperti yang diutarakan Kasat Reskrim Polres Bogor AKP Bimantoro Kurniawan. “Sebelum melakukan sebaiknya berpikir panjang. Jangan sampai malah mencelakakan orang lain. Kalau sampai menghilangkan nyawa itu ada pidananya,” kata Bimantoro.