METROPOLITAN – Belum juga beres dengan ulah geng motor samurai yang beraksi di Taman Heulang pada Senin (27/3), kali ini pembacokan serupa terjadi di Parung. Komplotan gengster tersebut bikin onar di Jalan Raya Parung, Kampung Pamagersari,
Kecamatan Parung. Sampai- sampai satu pemuda tewas diserang senjata tajam. Kecamatan Parung. Sampai-
Warga Gang Duren, RT 01/01, Kelurahan Bojongsari, Kecamatan Bojong, Kota Depok, Dicky Aprian (22) tewas dengan luka bacokan cukup parah di tubuhnya, Selasa (28/3). Lokasi tawuran hanya berjarak ratusan meter dari Polsek Parung.
Kasubbag Humas Polres Bogor AKP Ita Puspitalena menjelaskan, informasi tersebut baru diterima polisi setelah paman korban, Rindra Felani (32), melaporkan kejadian itu ke Polsek Parung. “Kejadiannya kemarin sekitar pukul 05:00 WIB,” ujarnya.
Ita mengatakan, sebelumnya dua kelompok gengster sudah lebih dulu punya masalah di daerah Sawangan. Hingga akhirnya masing-masing janjian bertemu di Parung. Dengan kekuatan masing-masing kelompok 20 orang, akhirnya pertikaian itu pecah di Jalan Raya Parung. “Ya, mereka saling serang di sana (Parung, red),” katanya.
Dicky yang berlatar belakang karyawan swasta itu meninggal setelah sabetan senjata tajam menghantam perut sebelah kanan dan betis bagian kanannya. “Korban kesabet sajam (senjata tajam, red). Kalau jenis sajam apanya nggak ngerti. Karena saat kejadian mereka sudah berlarian dan kejadiannya pukul 05:00 WIB,” ucapnya.
Korban sempat dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Depok tapi nyawanya tak tertolong. “Dia kehabisan darah sampai akhirnya meninggal,” ujarnya. Aksi kriminalitas ini kerap terjadi setiap bulan di wilayah Bogor. Kebanyakan pelakunya anak-anak muda. Tak hanya kasus pembacokan, pekan lalu Polresta Bogor Kota juga menangkap puluhan ABG yang kedapatan membawa senjata tajam di Jalan Sholeh Iskandar.
Untuk itu, Ita meminta seluruh pihak sekolah lebih memperhatikan anak muridnya. “Lebih bagus lakukan pemeriksaan tas sebelum para pelajar masuk kelas. Satpam sekolah juga berperan aktif mengecek lingkungan sekitar. Khawatir ada sajam yang disimpan di luar kelas atau sekeliling sekolah,” imbaunya.
Maraknya aksi brutal gengster ini juga jadi sorotan anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Bogor Habib Agil Bin Salim Alatas. Ia menyesalkan tindak kriminalitas yang dilakukan sejumlah generasi muda di Kabupaten Bogor. Generasi muda seharusnya melakukan hal kreatif dan berpartisipasi dalam pembangunan di Kabupaten Bogor, bukan malah tawuran. “Kami sangat menyesalkan kejadian itu. Kesehatan itu mahal, apalagi sampai berhubungan dengan nyawa manusia,” kata Habib.
Habib pun meminta muspida menegakkan hukum sekeras-kerasnya terhadap pelaku yang terlibat aksi penyerangan. “Muspida harus sigap dan berani berikan hukuman keras agar ada efek jera. Bawa sajam jelas-jelas itu unsur pidana. Kita juga butuh kenyamanan, ketenteraman serta ketenangan di wilayah Kabupaten Bogor,” tutupnya.
(rez/c/feb/run/py)