Mohon tunggu...
Sosbud

Marak! Penculikan di Pamijahan

24 Maret 2017   11:10 Diperbarui: 24 Maret 2017   11:13 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maraknya kasus penculikan anak hingga isu penjualan organ tubuh tak hanya terjadi di kota-kota besar. Tapi juga masuk ke kampung-kampung, seperti yang terjadi di Desa Gunungsari, Pamijahan, Kabupaten Bogor. Seorang balita tiga tahun sempat hilang dibawa lelaki tua misterius berpakaian kucel, Rabu (22/3) dan akhirnya jadi obrolan warga hingga kemarin.

Penculikan bocah kian meresahkan. Di media sosial, seorang warga Pamijahan mengaku jika penculik anak sudah merangsek ke kam­pungnya.

Pemilik akun Facebook Dian Ummu Rufaidah Rasak menulis informasi tentang saudaranya yang sempat digendong lelaki tak dikenal. Beruntung, warga keburu mengetahuinya.

“Assalamualaikum, ternya­ta beritanya bukan HOAX ,,,penculikan anak uda sampai kampung abdi di Gunungsari, Bogor …anak saudara abdi hampir jadi korbanya, umur 3 tahun . Udah digendong si pen­culik, untungny kepergok …jadi keburu eta budak teh direbut deui, si penculik na kabur… tolong tingkatkan kewaspadaan urang sa­daya,” tulis Dian.

Tak hanya itu, aksi serupa juga terjadi di Desa Ciasihan. Kali ini pelaku menggunakan motor coba mendekati anak-anak yang pulang mengaji. Lagi-lagi anak saudaranya yang menjadi korban. Na­mun, beruntung ada warga yang melihat saat lelaki mis­terius itu hendak membawa sang anak.

“Sudah hampir dua kejadi­an, satu lagi anaknya tanteku di dekat Ciasihan. Anaknya pulang ngaji sore-sore, terus diajak orang naik motor. Sudah nangis dipaksa-paksa naik, untung kepergok sa­ma tukang ojek yang biasa mangkal depan rumahnya, terus si orang misterius tadi langsung kabur tancap gas,” tulisnya lagi menimpali ko­mentar yang ada di grup Ma­syarakat Cinta Bogor (MCB).

Sontak postingan itu meny­ita perhatian netizen lainnya. “Masya Allah… mesti ekstra ketat nih buat para bunda yang di rumah,” tulis pemilik akun Asep Dian Al-Bughury.

Rupanya, aksi penculikan ini sudah marak di Pamijahan. Sekretaris Desa Gunungsari Ujang Haryanto membena­rkan adanya aksi penculikan anak seorang warga, Asep. Dari keterangan warga, di Kampung Lokapurna, RT 01/08, Desa Gunungsari, Kecamatan Pamijahan ada warga yang kehilangan anak sekitar pukul 18:00 WIB.

Keluarga korban panik, hing­ga semua warga mencarinya. Tidak lama kemudian, warga menemukan sang anak di­gendong laki- laki tua dengan penampilan kucel. Saat dis­ambangi, lelaki tua tersebut bergaya orang gila dan menu­runkan anak tersebut.

“Warga yang melihat tingkah lakunya persis orang gila akhirnya melepaskanya dan membawa Asep pulang ke rumah orang tuanya,” katanya.

Ia pun meminta orang tua lebih waspada terhadap ke­selamatan anaknya. “Saat jam pulang sekolah, lebih baik mereka langsung men­jemput anaknya di sekolah,” katanya.

Ujang juga meminta pen­gurus RT/RW dan tokoh masyarakat lebih waspada terhadap orang tak dikenal. Apalagi, saat ini marak bere­dar isu penjualan organ tu­buh dengan harga per organ yang menggiurkan.

“Kita meminta warga lebih waspada kepada orang yang baru dikenal dan berhati-hati dalam menjaga anak,” ujarnya.

Seperti diketahui, baru-baru ini beredar soal praktik penjualan organ di pasar gelap dengan harga jual fantastis. Misalnya, organ ginjal yang dibanderol Rp2,4 miliar, jantung Rp1,1 miliar dan masih banyak lagi.

Sekretaris Camat Pamijahan Dedi pun meminta warga tetap waspada terhadap maraknya aksi penculikan. Selain itu, pihaknya juga akan menindaklanjuti di rapat koordinasi (rakor) tingkat kecamatan, agar pihak desa menyosialisasikan kepada masyarakat.

“Kita akan sampai kepa­da kepala desa untuk lebih waspada dengan adanya kasus penculikan anak,” tu­kasnya.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebut penculikan anak dan penjua­lan organ memang menye­bar secara masif. “Kami juga banyak mendapat laporan, kiriman foto, video, tentang aksi pengambilan organ anak-anak ini,” kata Komis­ioner KPAI, Ihsan.

Dari informasi tersebut, pasar gelap organ anak disin­yalir dilakukan di luar negeri dan tidak bisa dibuktikan di Indonesia. Ihsan menyampai­kan, sejauh ini tidak pernah ada kasus tersebut di dalam negeri.

Namun, masalah ini dini­lai perlu diperdalam lagi aktivitasnya. Sebab, kata Ihsan, seorang teman sempat memberitahu bahwa dokter di India mengatakan suplai organ anak cukup banyak dari Indonesia.

Ia juga menduga aktivitas pencurian organ ini dilaku­kan di negara tersebut. Meski demikian, Indonesia dinilai sangat perlu waspada soal keterkaitan penculikan anak dengan sindikat penjualan organ di luar negeri.

“Iming-imingnya memang tinggi, harga yang ditawar­kan membuat orang-orang tega jadi penculik. Makan­ya, polisi harus kerja ekstra mengungkap masalah ini,” pesannya.

(ads/c/rep/feb/dit)

SUMBER : Harian Metropolitan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun