Ujang juga meminta pengurus RT/RW dan tokoh masyarakat lebih waspada terhadap orang tak dikenal. Apalagi, saat ini marak beredar isu penjualan organ tubuh dengan harga per organ yang menggiurkan.
“Kita meminta warga lebih waspada kepada orang yang baru dikenal dan berhati-hati dalam menjaga anak,” ujarnya.
Seperti diketahui, baru-baru ini beredar soal praktik penjualan organ di pasar gelap dengan harga jual fantastis. Misalnya, organ ginjal yang dibanderol Rp2,4 miliar, jantung Rp1,1 miliar dan masih banyak lagi.
Sekretaris Camat Pamijahan Dedi pun meminta warga tetap waspada terhadap maraknya aksi penculikan. Selain itu, pihaknya juga akan menindaklanjuti di rapat koordinasi (rakor) tingkat kecamatan, agar pihak desa menyosialisasikan kepada masyarakat.
“Kita akan sampai kepada kepala desa untuk lebih waspada dengan adanya kasus penculikan anak,” tukasnya.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebut penculikan anak dan penjualan organ memang menyebar secara masif. “Kami juga banyak mendapat laporan, kiriman foto, video, tentang aksi pengambilan organ anak-anak ini,” kata Komisioner KPAI, Ihsan.
Dari informasi tersebut, pasar gelap organ anak disinyalir dilakukan di luar negeri dan tidak bisa dibuktikan di Indonesia. Ihsan menyampaikan, sejauh ini tidak pernah ada kasus tersebut di dalam negeri.
Namun, masalah ini dinilai perlu diperdalam lagi aktivitasnya. Sebab, kata Ihsan, seorang teman sempat memberitahu bahwa dokter di India mengatakan suplai organ anak cukup banyak dari Indonesia.
Ia juga menduga aktivitas pencurian organ ini dilakukan di negara tersebut. Meski demikian, Indonesia dinilai sangat perlu waspada soal keterkaitan penculikan anak dengan sindikat penjualan organ di luar negeri.
“Iming-imingnya memang tinggi, harga yang ditawarkan membuat orang-orang tega jadi penculik. Makanya, polisi harus kerja ekstra mengungkap masalah ini,” pesannya.
(ads/c/rep/feb/dit)