Mohon tunggu...
Inovasi

Nikah Siri, Curi Hati Caca Lewat 40 Lagu Anak

8 Maret 2017   09:01 Diperbarui: 8 Maret 2017   09:22 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kanja Isabel Putri (4) atau Caca, bocah Cikeas yang tewas dianiaya ayah tirinya Joshi Jonathan Siahaan (22) kini sudah tenang di sisi Sang Pencipta. Sementara, Jonathan harus menanggung akibat perbuatannya di jeruji besi karena tega menghabisi nyawa balita malang tak berdosa.

Kasih sayang yang dulu pernah diberikan Jonathan pada Caca berubah setelah ia me­nikahi Dede, istri sirinya. Perhatian lelaki itu berubah dengan sikap-sikapnya yang cend­erung kasar. Padahal sebelumnya, ia berhasil mencuri hati Caca dengan mengajarkan 40 lagu anak-anak.

“Kalau kata ibunya sebelum sekolah dia su­dah diajari pelaku belajar lagu-lagu,”ungkap Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait yang sempat berinteraksi langsung dengan istri pelaku.

Namun, jika melihat luka memar yang memenuhi sekujur badannya,Sirait menyangsikan jika kasih sayang itu tulus diberikan.

“Kalau lihat luka-luka itu ya mustahil itu dari hati nurani,” cetusnya.

Sejak mendapat kabar ten­tang tewasnya bocah empat tahun tersebut, Sirait buru-bu­ru mencari informasi. Hingga kemarin ia mendatangi Mako Polres Bogor untuk bertemu dengan pelaku.

Dari hasil pengungkapan pelaku, lagi-lagi masalah eko­nomi jadi pemicu keluarnya sikap kasar Jonathan yang diketahui baru sembilan bulan menikahi istrinya secara siri.

“Dari hasil interview dengan pelaku motifnya bilang karena soal ekonomi. Dia frustrasi,” kata Sirait.

Apalagi, kepada Sirait pelaku mengaku terang-terangan memberikan pen­didikan fisik yang terlampau batas. Hingga tak segan untuk membenturkannya ke tembok jika melakukan kesalahan. “Ketika anak itu dianggap tidak patuh ke­padanya atau sesuai kem­auan dia, dia langsung men­dorong korban hingga kena tembok, pintu dan sebagain­ya. Jelas-jelas itu perbuatan kejahatan hingga menye­babkan korban luka memar. Pelaku juga melakukan tidak dengan beban psikologis, melainkan dari kemarahan pelaku,” ucapnya.

Tak hanya itu, kemarahan Sirait semakin pecah setelah mengetahui pelaku menga­jarkan olahraga secara ber­lebihan kepada anak tirinya. Sang anak diajarkan push up dengan keadaan kepala berada di bawah sedangkan kaki di atas. “Dan itu diang­gap sebagai mainan saja sama pelaku, bukan olah­raga. Sampai membuat saya marah. Itulah yang mengaki­batkan anaknya mengalami kekerasan sangat luar biasa akhirnya meregang nyawa karena empat hari mengal­ami penderitaan,” tuturnya.

Sementara ibu korban, Dede Yanti (22) juga tak bisa berbuat banyak. Ia justru membiarkan perlakuan kasar suaminya pa­da anak kandungnya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun