Sebut saja seorang pria namanya Jaja, dan juga Mini seorang wanita (keduanya nama samaran). Jaja dan Mini adalah sama-sama bertugas sebagai guru di salah satu Madrasah Tsanawiah (MTs) di daerah Batudaa-Pantai, Kecamatan Biluhu, Kabupaten Gorontalo.
Meski Jaja dan Mini masing-masing sudah memiliki keluarga, namun keduanya ternyata sedang menjalin hubungan terlarang, orang Gorontalo menyebutnya hubungan seperti ini adalah “hugel= hubungan gelap”.
Hubungan mereka akhirnya terbongkar ketika sejumlah siswanya secara diam-diam berhasil merekam “aksi” indehoi keduanya melalui video sebuah hand-phone. Hand-phone tersebut adalah milik salah satu warga di sekitar sekolah tersebut. Parahnya, aksi indehoi itu dilakukan di dalam ruangan kepala sekolah (kepsek). Sebab selama ini, kepsek memang juga jarang menghuni ruangannya tersebut.
Menurut keterangan sejumlah siswa yang berhasil ditemui penulis menuturkan, beberapa minggu ini hubungan keduanya memang sudah memperlihatkan tanda-tanda yang sangat mengundang kecurigaan. Misalnya, meski kedua guru tersebut selalu hadir di sekolah tetapi sangat jarang mengajar atau menemani siswa di kelas. Keduanya lebih banyak “berkurung” di ruang kepsek.
Melihat gejala yang tidak sehat itu, sejumlah siswa pun suatu ketika di saat ruang kepsek sedang sunyi, berinisiatif menyusun meja dan bangku sekolah lalu naik membocorkan (membuat lubang) plafon ruang kepsek. Sehingga melalui plafon itulah sejumlah siswa berhasil merekam aksi yang tidak terpuji dari kedua guru tersebut.
Celakanya, hasil rekaman itu langsung diserahkan kepada Sudin (nama samaran), yakni suami Mini. Melihat dengan mata kepala sendiri aksi terlarang yang dilakukan oleh istrinya melalui video tersebut, Sudin pun segera “turun” (keluar) dari rumah dan memilih tinggal di rumah salah satu saudaranya.
Sudin melakukan itu karena tak ingin ribut apalagi menyakiti istrinya. Ia lebih memilih menghindar, namun telah beniat bulat untuk menceraikan Mini dalam waktu dekat ini. “Saya tidak sangka mereka tega berbuat seperti itu kepada saya,” ujar Sudin yang kini sudah punya anak berusia 2 tahun dari hasil perkawinannya dengan Mini.
Kepada penulis, Sudin menuturkan, bahwa Jaja sebetulnya baru bulan Februari 2014 bertugas di MTs tersebut, Jaja adalah pindahan (mutasi) dari Kabupaten Pohuwato. Sementara Mini sudah sekitar setahun mengajar di sekolah yang sama, yakni pada bulan Februari 2013.
Karena Sudin yang juga bertugas di Diknas di daerah itu, maka setiap hari ia tidak bisa mengantar Mini ke sekolah. Sehingga alternatifnya adalah memberi izin (membiarkan) Mini untuk dijemput dan diantar oleh Jaja ke sekolah. Sayangnya, Jaja dan Mini menyelewengkan kepercayaan yang diberikan oleh Sudin, yakni menjalin hubungan terlarang.
Sudin mengaku, kejadian ini sudah sampai di telinga Bupati Gorontalo, yang membuat Jaja beberapa hari yang lalu sudah dinon-aktifkan. Namun meski begitu, Sudin tetap akan menggugat cerai Mini. Sebab dari pengakuan sejumlah siswa kepada Sudin menyebutkan, bahwa ada video yang lebih “hot” yang dilakukan oleh keduanya tetapi sudah dihapus.
“Siswa yang merekam video itu adalah mantan siswa saya, yang pernah saya ajar saat mereka masih SD. Jadi mereka lebih percaya kepada saya,” ujar Sudin kepada penulis, Kamis (27/3/2014).