Maka, pembicaraan kami ketika itu, mengerucut pada novel Leila S.Chudori berjudul Laut Bercerita. Dan, putri saya pernah membaca prolognya di internet, sehingga ia sangat tertarik untuk memilikinya.
Keinginan untuk membaca novel Laut Bercerita untuk mengetahui cerita sesungguhnya dari novel tersebut, akhirnya pada rabu (31/1/2024) lalu, saat mengetahui kalau saya mendampingi rektor mengikuti kegiatan AICIS 2024 di Semarang.
Ia lalu titipkan pesan, jika ada waktu luang harus membeli novel Laut Bercerita. Namun, saat berada di kota Semarang, karena sibuk bolak-balik hotel dan kampus UIN Walisongo akhirnya lupa.
Tapi, tiba-tiba perjalanan dari Semarang ke Jakarta pada pukul 8 pagi harus transit, dan melanjutkan perjalanan ke Ternate pada senin (5/2/24) pagi, sehingga berkesempatan untuk berkunjung ke toko buku.
Dan' alhamdulillah, novel impiannya akhirnya dibeli pada sebuah tempat penjualan buku bekas di dekat hotel HI Senen.
Informasi soal telah membeli novel Laut Bercerita pun sampai di telinga-nya, membuatnya bahagia, lantaran keinginan membaca cerita dari novel Laut Bercerita yang ia pendam sejak Mei 2023 lalu akhirnya terwujud.
Bukan hanya kali ini diberi hadiah buku, tapi berkali-kali telah menghadiahi buku bacaan berupa novel remaja, saat mendapat rezeki; baik dibeli pada toko buku Gramedia Ternate maupun di Jakarta.
Karena, kerap kali menghadiahkan buku, sehingga skema belajarpun harus mengikuti keinginan saya.
Terkadang, ada yang menilai berilah kebebasan pada anak-anak, hal ini tidak sepenuhnya benar. Sebab, yang dilakukan saya dalam mendidik putri saya cukup dibilang "otoriter" dan alhamdulillah berhasil.
Sebab, dengan kondisi saat ini, jika memanjakkan anak-anak, tentu membuat mereka terbiasa dan cenderung malas, terlebih jika terjebak pada ketergantungan android dan media sosial.
Karena didikan keras, suatu kali saat pulang mengikuti training Pelajar Islam Indonesia (PII), dan merasa kecapekan, dan tetap dipaksa harus mengikuti les bahasa Inggris, hingga jatuh pingsang di jalan.