Pilih Kuliah di Ternate Karena Mengikuti Saran Sang Ibu
Sebagai mahasiswi Non-Muslim di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ternate, begitu banyak pengalaman menarik yang didapatkan Gita sepanjang menjalani aktivitas perkuliahan, mulai dari menghafal ayat-ayat al-quran dan kosa kata bahasa Arab, maupun bergaul bersama mahasiswa yang berbeda keyakinan, serta mengenakan busana tertutup dan sopan.
Ada pemandangan berbeda tersaji di dalam Auditorium Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ternate, Maluku Utara, pada Kamis (22/2/2024) pagi. Seorang mahasiswi tanpa mengenakan jilbab, duduk di tengah-tengah ratusan mahasiswi dengan balutan busana Muslimah.
Rambutnya dikuncir kuda dengan poni tipis terurai, ia duduk patuh di dalam auditorium, sesekali ia menyapu pandangan ke arah kiri dan kanan menyaksikan teman-temannya, lalu kembali memasang wajah serius sambil menatap gawai-nya.
Sosok tersebut adalah Gita (22), mahasiswi non-muslim semester enam pada program studi manajemen keuangan syariah (MKS), fakultas ekonomi dan bisnis Islam (FEBI) IAIN Ternate.
Pagi itu, ia bersama teman-teman menanti kedatangan narasumber untuk menyampaikan materi, pada hari kedua pembekalan Praktik Kerja Lapangan (PKL) FEBI IAIN Ternate tahun akademik 2024/2025.
Sebagai mahasiswi non-muslim, ia terlihat tidak mengalami hambatan dalam pergaulan, lantaran busana yang dikenakan pun menyesuaikan dengan mahasiswi IAIN Ternate pada umumnya, hanya saja ia memilih tidak memakai jilbab, meski begitu pakaiannya sangat sopan.
Jika pertama kali melihatnya kita pasti tersentak, karena mahasiswi di IAIN Ternate semuanya datang di kampus pasti dengan balutan hijab syari. Namun, bagi civitas akademika IAIN Ternate sudah cukup faimiliar dengan dirinya.
Karena selain dirinya, di IAIN Ternate terdapat empat mahasiswi non-muslim, hanya saja dua mahasiswi lainnya lebih dulu menyelesaikan studi, sehingga kini menyisakan dirinya, dan salah satu mahasiswi semester delapan bernama Jessica Elizabeth Girato pada prodi perbankan syariah (PBS).
Seusai mengikuti pembekalan PKL, Gita bercerita bahwa setelah lulus sekolah pada SMAN 2 Totikum Banggai, Sulawesi Tengah, pada 2021 lalu, Ia sangat tertarik melanjutkan studi di kota Manado dan Tomohon.
Di Manado, ia memilih mendaftar di Universitas Sam Ratulangi Manado, Sulawesi Utara. Namun saat itu, ibunya begitu risau lantaran tidak ada keluarga di kota Manado. Kemudian, ia kembali membujuk ibunya untuk berkuliah di Universitas Kristen Tomohon. Tapi, lagi-lagi ibunya tidak mengizinkan dengan alasan yang sama.