Warna jingga perlahan-lahan menghiasi langit di Pantai Sulamadaha*, Ternate, gulungan ombak datang bertubi-tubi menghantam batu karang dan menyemburat ke udara menciptakan pemandangan yang menakjubkan. Para pengunjung pun menebar senyum puas dengan pertunjukkan paling menarik itu.Â
Dari kejauhan terdengar lantunan ayat-ayat suci alQuran di menara masjid berkumandang mendayu-dayu, menyela bisingnya deburan ombak dan desir angin pantai, membuat sejumlah pengunjung bergegas mengemas barang dan meninggalkan pantai.
Di sisi kanan pantai, Andre duduk mematung di sebuah gazebo, ia terlihat merunduk sambil sesekali menatap senja yang memayungi Pulau Hiri*.Â
Wajahnya menyiratkan kesedihan, setelah ia mengingatkan kejadian pagi hari, saat ibunya memarahi dirinya, karena ia terlibat tawuran antar sekolah. Dari kejadian tersebut, ia mendapat surat panggilan dari sekolah, membuat ibunya marah, setelah kembali pulang dari sekolah ke rumah.
"Sudah berkali-kali ibu sudah ingatkan, di sekolah tidak boleh nakal dan berkelahi."
"Kamu itu harus ingat pesan bapakmu, ia bekerja di perusahaan tambang demi menyekolahkan kamu, agar kelak kamu menjadi anak yang berhasil," ujar Tania, ibu Andre
"Be....begini ibu," dengan gugup Andre menyela, TIDAK,.......! bentak ibunya
"Kamu sudah keterlaluan,"
"Ini sudah kedua kali, kamu melakukan kesalahan dan membuat ibu mendapat teguran dari wali kelas di sekolah." ketus bu Tania
"Nak, sudah malam kenapa kamu tidak pulang?" tegur salah seorang penjaga Pantai Sulamadaha, membuyarkan lamunan Andre.