Mohon tunggu...
Hilman Idrus
Hilman Idrus Mohon Tunggu... Administrasi - Fotografer

√ Penikmat Kopi √ Suka Travelling √ 📷

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cerita | Hikmah di Balik Pemberlakuan Social Distancing

11 April 2020   18:15 Diperbarui: 11 April 2020   19:08 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Virus Corona atau Covid-19 pertama kali muncul di Kota Wuhan, Cina. Virus ini begitu cepat tersebar hingga ke berbagai negara, seperti dilansir Kompas.com, Jumat (27/3/2020) mengutip data Worldmeter tercatat 200 negara terkonfirmasi Covid-19 dengan jumlah 529.614 kasus. Jumlah kematian akibat virus yang menyerang bagian pernapasan ini mencapai 23.976, sedangkan yang sembuh berjumlah 123.380.

Di Indonesia, kasus positif Corona juga terus mengalami penambahan hingga Jumat (10/4/2020) sore, seperti data yang dirilis Kompas.com tercatat penambahan 219 kasus positif, sehingga total menjadi 3.512 kasus, sedangkan pasien yang meninggal dunia karena Covid-19 juga mengalami penambahan 26 orang, total menjadi 306 pasien telah wafat. Sementara pasien yang berhasil sembuh dari virus mematikan ini terus bertambah hingga Jumat (10/4/2020) kemarin mencapai 282 orang. 

Setelah dua warga di Depok Jawa Barat, terinfeksi virus Corona, lalu begitu cepat virus mematikan ini, tersebar ke berbagai Provinsi di Indonesia, sehingga Pemerintah Pusat menginstruksikan kepada Pemerintah Daerah untuk berlakukan social distancing, agar warga terhindar dari virus mematikan itu. Kebijakan social distancing ikut mempengaruhi aktivitas pegawai di kantor pemerintah, BUMN, Perusahaan Swasta, maupun Lembaga Pendidikan. 

Seperti di provinsi Maluku Utara, dari sepuluh Kabupaten dan Kota sangat  mewaspadai tersebarnya virus Corona -- Pemerintah Daerah lalu berlakukan social distancing, sehingga warga memilih beraktivitas di rumah, agar tidak terjangkit wabah virus Corona. Himbauan Pemerintah, kemudian dimanfaatkan oleh seluruh warga, termasuk warga di Kelurahan Marikurubu Kecamatan Ternate Tengah. 

Adalah Pak Arif (49) seorang Guru pada salah satu Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kecamatan Jailolo Selatan, Kabupaten Halmahera Barat Maluku Utara. ia bersama istri yang juga seorang guru beserta anaknya memilih pulang ke rumah mereka di Ternate,  tepatnya  di Lingkungan Simpang Lima Puncak RT. 01/RW.01 Kelurahan Marikurubu, karena aktivitas belajar mengajar secara tatap muka di Sekolah, sementara dihentikan dan dialihkan menjadi pembelajaran daring (online). 

Selama di Ternate, selain memantau siswa melalui pembelajaran online, Pak Arif memanfaatkan waktu untuk membersihkan halaman rumah dan berinisiatif  membuat jalan setapak di lingkungan kami, tepatnya di depan rumahnya. 

Seperti pada Rabu (25/3/2020) pekan lalu, saat Matahari terlihat malu-malu menampakkan sinarnya di ufuk timur, dan Ayam mendadak berkokok saling bersahutan. Pagi itu terdengar bunyi jreg...jreg...jreg berkali-kali, saya meneliti suara itu dari balik jendela rumah, rupanya suara itu adalah bunyi cangkul yang menghujam di tanah. 

Terlihat Pak Arif mengayunkan cangkul  beberapa kali, lalu melepaskannya dan meraih sekop di sampingnya dan menyekop tumpukan tanah di depannya ke gerobak besi beroda satu,   gerobak berisi tanah itu lalu didorong oleh anaknya untuk menumpahkan pada sisi kanan rumahnya, yang terlihat masih kosong. 

Pagi itu, saya tak bisa keluar dari rumah untuk membantu Pak Arif, bersama istri dan anaknya, saya memilih untuk tidur kembali, karena rasa kantuk masih terasa lantaran semalam membaca buku hingga pukul empat dini hari. 

Keesokan hari, tepatnya hari Kamis, (26/3/2020) Pak Arif, kembali pada rutinitasnya, beliau terlihat bersemangat mencangkul dan meratakan tumpukan tanah  di depan rumahnya, setelah sekian lama ditimbuhi rerumputan. Tumpukan tanah itu, merupakan hasil pembuatan tembok tepi di depan rumah Pak Arif dan Kakak iparnya,  pada 2019 lalu. 

Karena begitu banyak tumpukan tanah, sehingga warga yang melintasi sangat hati-hati, bahkan sebagian warga memilih melewati di depan rumah Pak Arif, karena takut tergelincir, sebab tanah seluas 3 meter dengan tumpukan sekira 80 centimeter itu masih dipenuhi kerikil hasil pengerjaan tembok tepi tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun