Hanya perlu kurang dari 1 tahun bagi J&J untuk meningkatkan market share Tylenol dari 7% kembali ke 37%. J&J menjadi pahlawan karena menyelamatkan nyawa banyak orang, meredam krisis dalam industri farmasi, serta menetapkan standar baru dalam pengamanan obat. Meski itu harus dibayar dengan harga sangat mahal dan pertaruhan besar.
AMAL DAN NIAT
Kisah J&J di atas yang mendemonstrasikan cara menanggulangi krisis menunjukkan kepada kita tentang pentingnya falsafah yang menjadi pondasi pada sebuah kelompok manusia, termasuk perusahaan. Falsafah itu adalah jiwa yang menuntun bagaimana seluruh kegiatan dijalankan dan keputusan diambil.Â
Falsafah adalah acuan bagaimana kita memprioritaskan dan memperlakukan setiap sumberdaya yang kita miliki, sumberdaya eksternal, konsumen, pemegang saham, dan para pemangku kepentingan. Seringkali para pihak ini tidak selalu bisa dimenangkan bersamaan. Maka kita harus kembali kepada prioritas utama pada falsafah yang kita bangun sejak awal.
Saya bukan orang relijius. Namun menurut saya, bagi seorang muslim falsafah ini mirip seperti lima Rukun Islam. Ada urutannya, tiap urutan menunjukkan prioritas. Percuma naik haji (rukun ke-5) kalau tidak yakin kepada Allah (rukun ke-1).
Dalam pembentukan falsafah usaha, penting bagi kita untuk kembali pada niatan awal mendirikan usaha. Niat menentukan tujuan dan cara kita menjalankan usaha. Kata Nabi: "Innamal A'malu Binniyat'. Amal perbuatan itu tergantung niat.
Setiap usaha didirikan dengan niat berbeda-beda. Ada yang diciptakan agar jadi makin kaya, sebagai fasilitas politik, untuk sekedar menafkahi kebutuhan dasar keluarga, hingga untuk membantu orang lain. Tiap perusahaan tetap harus memiliki kemampuan ekonomi dengan menciptakan laba. Tanpa laba, apapun niat awal mendirikan usaha tidak akan berkelanjutan. Selama uang masih bisa dipertukarkan dengan barang dan jasa, selama itu pula uang penting. Tapi, tidak semua manusia atau perusahaan meletakkan uang sebagai prioritas terpenting atau tujuan utama.
MEMULAI DARI WHY
Dalam buku fenomenalnya berjudul Start With Why, Simon Sinek mengajak kita kembali pada niat dan tujuan (purpose). Setiap orang memiliki WHY-nya masing-masing. 'Why' kita adalah tujuan, sebab, dan kepercayaan yang menginspirasi serta menuntun diri kita dan orang-orang di sekitar kita. 'Why' adalah inti dari golden circle yang merupakan pondasi dari setiap tindakan individu maupun kelompok.
Mengapa perusahaan kita harus ada?
Mengapa orang harus membeli produk kita?
Mengapa orang harus peduli pada perusahaan kita?