Mohon tunggu...
Hilman Darmasetiawan
Hilman Darmasetiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya mengikuti lintasan para shufi

Selanjutnya

Tutup

Diary

Rihlatul Hayatiyyi (Perjalanan Hidupku)

26 Mei 2024   14:20 Diperbarui: 26 Mei 2024   14:45 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rihlatul hayatiyyi (Perjalanan hidupku)

Saya adalah makhluk yang tidak memiliki artinya sebelum mengenal agama.Perjalanan demi perjalanan telah saya lalui dengan banyak hal namun tiada batas dan kenikmatan yang kekal.Sampai pada suatu saat saya lelah dengan kehidupan atas berbagai macam musibah dari tangan saya sendiri dan menemukan sebuah tempat yang dinamakan Suryalaya.Surya yang berarti matahari dan laya adalah tempat dimana sang surya terbit.

Bukan sebuah perjalanan manis dengan kedatanganku ke Suryalaya.Dimana tiada sanak saudara dan keluarga kunjung hadir hingga detik ini.Ditempat ini aku menempa diriku dari seorang yang tiada mengetahui Islam dan menjajaki jalan seorang santri.Suryalaya adalah sebuah tempat yang mengutamakan ajaran tasawuf dan pengamalan tarekat.Aku terbimbing dengan baik disini oleh guru-guru yang diridhoi Allah Swt.Aku diajarkan berkhidmat untuk mematahkan riya dan ujubku,aku diberikan lautan ilmu agar mengerti diriku dan mengenal Allah Swt.

Asam garam telah kulalui dengan derita namun bahagia bersarang didalam diri.Sekitar 4 tahun 8 bulan yang lalu aku masih belajar membaca iqro namun sekarang aku disayang oleh guru-guruku dan sahabat-sahabat santri.Beberapa prestasi telah kuraih berkat dukungan para guru dan sahabat-sahabat.Sekarang aku di semester 6 perkuliahan,aku adalah mahasiswa fakultas dakwah prodi ilmu tasawuf Institut Islam Latifah Mubarokiyah.Sejak awal bertaubat di Suryalaya menyelam dalam tasawuf menjadi tujuanku.

Tiada henti aku dan para sahabat mempelajari dan mempraktikkan tasawuf dalam bermasyarakat di Suryalaya.Disini aku dilahirkan kedua kalinya oleh jalan yang lurus tidak berbelok dan hanya menuju kepada Allah Swt.Makna hidupku pun berubah disini,dari seseorang yang ingin menjadi seorang business man yang besar menjadi hamba kecil namun memiliki arti dimata Allah Swt.

Sungguh tiadalah nikmat hidup dengan bersandar kepada manusia.Aku percaya kepada setiap manusia namun tidak pada syetan-syetan yang membawa sifat buruk dialiran darahnya.Bertawakkal adalah tujuan hidup pertama dengan tiada bersandar pada apapun selain Allah Swt.Dimana aku menyerahkan seluruh harapku pada-Nya.

Makna hidup yang kedua kudapatkan dari zuhud,sebagai az zuhad aku membatasi diriku dari fasilitas keluarga dan keinginan duniawi dengan menahan diriku di Suryalaya.Bahkan fasilitas kesehatan yang layak seperti di kota-kota besar sedikit sulit didapatkan.Pada tahap ini aku tidak terlalu terikat dengan dunia namun tiada makhluk yang dapat meninggalkan kebutuhan dunia.

Yang ketiga ada cinta,walau kami tak berpenghasilan menentu dan sangat sulit ilmu dimahar didaerah ini.Kurangnya kualitas pendidikan membuatku menangis melihat nasib para pengajar yang sangat amat kurang dihargai dari kualitas beliau-beliau.Namun karena cintanya kepada Alloh Swt,Nabi-Nya,Mursyid,dan murid-muridnya para pengajar disini mengajar dengan luar biasa baik dan tidak mengharapkan apa-apa selain kesejahteraan murid-murid beliau dan ini semua karena cinta.

Makna hidup yang tertinggi menurutku adalah mahabbah (cinta),dimana pahitpun terasa manis,derita pun terasa bahagia,gelap pun berubah terang.Terima kasih kepada para guru yang telah membimbingku dan mengurusku sehingga Allah Swt. menanamkan mahabbah(cinta) menembus dada kedalam qolbu melalui fuad mengisi seluruh syahghof medamaikan lubb dan membuka sirrohku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun