Mohon tunggu...
Hilman Anggara
Hilman Anggara Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

----- -------- ---------- ------------

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perjuangan “Barca”nya Indonesia

24 Agustus 2011   15:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:30 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kemenangan, memang milik semua orang. Tak bertuan, tak pandang jabatan, tak akan tahu siapa yang akan menyandingnya. Teori tersebut telah berhasil diaplikasikan oleh ribuan manusia, atau bahkan jutaan, yakni mereka-mereka yang pernah sukses menuai kemenangan besar.

Jika dalam konteks kali ini kita berbicara mengenai sepak bola, maka siapa yang tak kenal Barcelona FC. Terlahir dari semangat kaum tertindas di Katalonia demi menempuh sebuah misi suci, Barca terbit. Misi tersebut bertujuan menunjukkan perlawanan pada penjajah Spanyol pada kisaran tahun 1899. Kemudian berusaha mewujudkan kebanggaan sebuah bangsa tanpa Negara. Yaitu bangsa Katalonia itu sendiri. Singkat sejarah, Barcelona lahir akibat ketertindasan. Kemudian diikuti dengan rasa semangat yang luar biasa. Sehingga melahirkan kemenangan-kemenangan luar biasa. Kemenangan itulah yang memberi kebanggaan tiada batas pula.

Indonesia, seribu potensi dengan jutaan bibit-bibit unggul. Tumbuh dan terus berkembang hingga kini mulai menampakkan keanggunan daun-daunnya. Salah satunya telah ditampakkan oleh Tim Sepak Bola Rumah Cemara (Bandung) dalam Kompetisi Homeless World Cup 2011 Paris. Tim Indonesia berhasil memuncaki klasemen sementara ini, dengan raihan poin sebanyak 8. Unggul 1 ketimbang Skotlandia.

Tak jauh beda dengan Barcelona, Tim Sepak Bola Rumah Cemara mengusung sebuah misi suci, Football for change. Dapat diartikan sebagai sepakbola untuk perubahan. Perubahan yang diinginkan sangat sederhana, yakni menghapus stigma, diskriminasi, dan bad image pada pengidap HIV/AIDS. Diskriminasi yang semakin tampak, persepsi buruk yang terlontar, hingga pengucilan – pengucilan yang terjadi, seolah memanggil mereka untuk bangkit dari masa buruk tersebut. Mereka tak ingin lagi seseorang berceloteh menghina pengidap HIV/AIDS, mengucilkan dan mengasingkan mereka jauh dari kasih sayang layaknya keluarga normal.

Lalu bagaimanakah perjuangan mereka hingga dapat sukses mengharumkan nama Indonesia dalam kompetisi HMW 2011 Paris ? Singkatnya, niat adalah kunci jawaban tersebut. Mengendalikan seluruh elemen jiwa dan raga. HIngga konsistensi niat tersebut akhirnya terbayar.Bahkan mereka sendiri tidak menyangka akan keberhasilan yang sekarang telah dicapai. Padahal dahulu mereka hanyalah segelintir manusia tak beruntung, tak memiliki rumah, jauh dari gemerlap dunia.

Untuk Indonesia, yang dikaruniai keindahan berlimpah, sumber daya alam tanpa batas, jiwa para pemuda yang membara. Sekarang adalah waktu yang tepat bagi kita untuk berintropeksi diri. Bangkitlah! Sadarlah! Bahwa Negara ini butuh kita! Membutuhkan para pemuda yang berani, bertanggung jawab, cerdas, dan cinta pada Indonesia. Negara ini tak butuh para pemuda lemah yang hanya dapat menjadi beban Negara. Kita adalah pemuda hebat ! Pemuda Indonesia yang berjanji akan mengepakkan sayap-sayap pancasila ke dunia Internasional. Yakinlah, bahwa 30 tahun nanti, teriakan Indonesia akan menggema di dunia Internasional ! Indonesia Jaya !! Mereka bisa ke Paris, kenapa kita tidak ?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun