Berita terakhir yang sangat mengejutkan banyak masyarakat Indonesia adalah berita tertangkapnya Ketua MK oleh KPK. Betapa tidak mengejutkan bahwa setelah berita-berita koruptor tertangkap KPK ternyata masih ada terus oknum yang mencoba melanggar hukum yang seolah-olah keberadaan KPK tidak menyebabkan timbul rasa takut.
Kalau kita mau sedikit membuka pikiran dan hati, maka melanggar hukum bukanlah sesuatu yang mustahil terjadi di negara tercinta ini karena pelanggaran hukum sudah dididik sejak usia dini dan dalam landasan kelompok masyarakat yang paling kecil yaitu keluarga.
Mari kita lihat kasus kecelakaan mobil yang melibatkan anak di bawah umur. Banyak orangtua yang dengan bangga mengajari anak dibawah umum mengendarai sepeda motor ataupun mobil padahal orangtua tersebut mengetahui bahwa anak dibawah umur secara hukum tidak diperkenankan mengendarai kendaraan bermotor. Belum lagi setiap hari terlihat orangtua yang mengantar anaknya ke sekolah tanpa menggunakan helm baik pengendara maupun yang dibonceng dan dengan alasan tertentu bahkan melawan arah.
Dari kasus diatas dapat kita buktikan bahwa memang masyarakat kita saat ini sudah tidak mau mematuhi hukum yang berlaku dan menyadari akibat yang dapat terjadi dengan pelanggaran hukum itu baik bagi pelanggar maupun orang lain. Dan yang tidak disadari bahwa kita sedang mengajarkan dan mengarahkan anak untuk nantinya membantah dan melanggar aturan di keluarga.
Di Jakarta ada peraturan bahwa jalur khusus bus trans sudah lama ditetapkan tetapi banyak pengendara yang sengaja masuk jalur tersebut walaupun jalur regular tidak dalam keadaan macet. Bukankah ini membuktikan bahwa melanggar sudah merupakan budaya bukan lagi sebuah keterpaksaan.
Kita dan mungkin termasuk saya sendiri sering menyalahkan aparat yang tidak tegas dalam menindak pelanggar hukum padahal semua aturan yang diberlakukan semuanya didasari pada keselamatan dan ketertiban. Walaupun kita tertib hukum kadang kita masih juga terkena akibat atas pelanggaran hukum apalagi bila kita juga melanggar hukum.
Aparat hukum kita memang tidak tegas dalam menangani pelanggaran karena sebenarnya banyak oknum aparat yang juga melanggar hukum. Contoh oknum Dishub yang dengan tega masuk ke tol.
Tidak usahlah kita pedulikan aparat yang tidak tegas, tetapi sebaiknya kita berusaha untuk membangun komunitas kecil ini sebagai komunitas taat peraturan dan hukum. Coba dibayangkan apabila semua keluarga sudah membangun komunitas yang taat terhadap hukum, apakah kita masih memerlukan aparat penegak hukum?
Manusia diciptakan untuk memelihara bumi bukan untuk merusaknya. Peraturan dibuat untuk keselamatan dan ketertiban orang banyak bukan untuk dilanggar. Sudah saatnya kita menghapus kata-kata "hukum dibuat untuk dilanggar" dari otak dan pikiran kita.
Semoga Allah melindungi kita dari perbuatan yang sia-sia dan merusak.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI