Mohon tunggu...
Hilma Nuraeni
Hilma Nuraeni Mohon Tunggu... Penulis - Bachelor Degree of Public Education University of Ibn Khaldun Bogor

INFP-T/INFJ Book, nature, classical music, and poem🍁 Me and my writing against the world 🌼

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

What is the Scariest Animal? Man?

26 November 2024   13:10 Diperbarui: 26 November 2024   13:11 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

What is the Scariest Animal? Man?


Ketika kita berbicara tentang makhluk yang paling menakutkan, sering kali pikiran kita melayang pada predator liar seperti hiu, singa, atau beruang. Namun, ada sebuah cerita yang sempat viral di media sosial: seorang ayah ditanya apakah dia lebih percaya membiarkan anak perempuannya berdua di hutan bersama seorang laki-laki atau seekor beruang. Jawabannya, seperti yang diberikan oleh banyak ayah lainnya, adalah beruang. Kisah ini mengundang refleksi mendalam tentang bagaimana seorang laki-laki dapat dianggap sebagai "ancaman" bahkan lebih besar daripada binatang buas. 

Ancaman yang Tersembunyi: Wajah Manusia di Balik Bahaya

Beruang, singa, atau hewan buas lainnya sering kali mudah dikenali sebagai ancaman. Mereka memiliki naluri untuk bertahan hidup, dan kita tahu apa yang bisa diharapkan dari mereka. Namun, manusia berbeda. Mereka adalah makhluk kompleks yang bisa menampilkan sisi yang lembut dan ramah, tetapi juga memiliki potensi untuk melakukan hal-hal yang merusak.

Bagi banyak perempuan, kekhawatiran terbesar bukan hanya pada kekerasan fisik, tetapi juga pada trauma emosional dan psikologis yang sering kali disebabkan oleh laki-laki. Sebuah survei menunjukkan bahwa sebagian besar perempuan pernah merasa takut ketika berjalan sendirian di malam hari bukan karena mereka takut binatang liar, tetapi karena mereka takut pada laki-laki asing di sekitar mereka. Hal ini menunjukkan bahwa ancaman yang tersembunyi jauh lebih menakutkan dibandingkan yang terlihat jelas.

Perempuan dan Ketakutan yang Berakar dalam Pengalaman

Ketika seorang ayah memilih beruang ketimbang laki-laki untuk menemani anaknya, dia sebenarnya sedang berbicara dari rasa khawatir yang mendalam akan perlindungan. Dalam banyak budaya, laki-laki sering diasosiasikan dengan kekuatan tetapi sayangnya, kekuatan itu bisa disalahgunakan.

Perempuan telah berbagi cerita tentang pengalaman yang membuat mereka waspada, mulai dari pelecehan verbal hingga fisik. Ketidaksetaraan gender dan kurangnya pendidikan emosional sering kali menjadi akar dari masalah ini. Laki-laki yang tidak diajarkan empati atau yang tumbuh di lingkungan yang meromantisasi kekerasan cenderung melihat hubungan dengan perempuan sebagai bentuk dominasi. Akibatnya, perempuan sering kali merasa mereka harus selalu waspada, bahkan dengan orang yang mereka kenal sekalipun.

Ketakutan dari Sudut Pandang Laki-Laki Sendiri

Ketakutan ini tidak hanya dirasakan oleh perempuan, tetapi juga oleh laki-laki itu sendiri. Banyak laki-laki yang merasa terbebani dengan stigma bahwa mereka adalah ancaman. Tidak sedikit dari mereka yang merasa perlu membuktikan diri sebagai "aman" di hadapan perempuan, karena stigma ini sering kali membuat perempuan waspada terhadap mereka.

Laki-laki yang baik sering kali berbicara tentang rasa frustrasi mereka karena tidak semua laki-laki bisa digeneralisasi sebagai ancaman. Namun, mereka juga mengakui bahwa ada tanggung jawab besar untuk melawan perilaku yang merugikan dari sesama laki-laki. Mengakui dan memperbaiki masalah ini adalah langkah awal menuju dunia yang lebih aman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun