Mohon tunggu...
Hilma Nuraeni
Hilma Nuraeni Mohon Tunggu... Penulis - Bachelor Degree of Public Education University of Ibn Khaldun Bogor

INFP-T/INFJ Book, nature, classical music, and poem🍁 Me and my writing against the world 🌼

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Jadi, Apakah akan Ada yang Tetap Bangga Jika Aku Masih Gagal?

4 November 2024   20:30 Diperbarui: 4 November 2024   22:43 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jadi, Apakah Akan Ada yang Tetap Bangga Jika Aku Masih Gagal?

Seseorang pasti pernah tinggal di bawah bayang-bayang kegagalan. baik dalam belajar, berkarier, atau bersosialisasi, saat semuanya nampak tak baik kita bertanya: "apakah masih ada orang yang mau bangga padaku? Menghargaiku?" Terkadang, pertanyaan itu diajukan jika seseorang tidak dapat memenuhi harapan, baik harapan dari orang lain atau dari diri sendiri. Mari kita bahas lebih dalam seputar isu kesuksesan maupun kegagalan serta bagaimana pandangan dari diri kita dapat mempengaruhi respon dalam kegagalan.

Ukuran Kesuksesan

Kesuksesan biasanya menjadi ukuran pencapaian tertentu dalam bilangan, angka, kekayaan, tittle, dan, status sosial. Namun, apa sajakah ukuran sukses yang dimiliki oleh tiap individu? Sering kali, individu atau orang yang berkecimpung di masyarakat akan memiliki pandangan yang sama yaitu dengan pandangan masyarakat sehingga akan merasa gagal apabila dia tidak mencapai pandangan masyarakat tersebut. Tetapi, karena kesuksesan memiliki definisi yang pluralistik.

Kadar kesuksesan dan kepuasan tiap orang berbeda, ada yang mengatakan jika kesuksesannya adalah jika mempunyai keluarga yang bahagia dan lengkap. Namun ada orang lain yang menjelaskan bahwa bagi mereka, sukses berarti memiliki pekerjaan yang sesuai dengan passion. Karena itu, penting untuk membuat sukses untuk diri kita sendiri. Selagi kita pandai dan berhasil mendefinisikan tentang arti sukses, akan lebih banyak waktu untuk menerima kegagalan apabila hal itu terjadi.

Persepsi Kegagalan

Setiap orang berfikir bahwa kegagalan akan menghalangi jalan mereka, bahwa itu adalah sesuatu yang memalukan atau mengecewakan. Masyarakat selalu cenderung mengagungkan kisah-kisah sukses lebih dari pengalaman kegagalan. Namun, jika kita menganalisis lebih lanjut, kegagalan seharusnya dilihat sebagai bentuk pembelajaran. Setiap kesalahan yang  diperbuat adalah sebuah pelajaran.

Ambil sebagai contoh tokoh-tokoh terkenal yang mengalami kegagalan sebelum sukses. Salah satunya adalah Thomas Edison, yang dikenal luas karena memberikan dunia bohlam listrik, telah mengalami sebanyak 10.000 kegagalan dalam berbagai upaya sebelum ia akhirnya menemukan solusi. Jadi, apa yang kita sebut kegagalan sebenarnya adalah titik awal dari suatu usaha. Jika kita melakukan pergeseran dalam konsep kita, kita bisa memahaminya dengan cara bahwa kegagalan adalah pijakan menuju pencapaian tujuan yang lebih besar.

Masyarakat dan Lingkungan

Dalam hidup, bila kita melakukan kegagalan, dukungan dari orang sekitar sangat dibutuhkan. Dukungan ini datang dari orang yang dekat dengan kita, seperti keluarga, sahabat, dan masyarakat, untuk membantu kita mencoba memposisikan diri dari sisi yang berlawanan. Orang yang menyayangi kita tidak akan menganggap kita dalam satu sudut pandang, yaitu dalam keberhasilan atau kegagalan. Sebaliknya, mereka akan merasa gembira untuk melihat cara dan usaha kita.

Dukungan sosial memberikan ruang bagi seseorang untuk tidak merasa sendirian dalam rasa sakit dan kekecewaan. Ketika kita merasa mengalami kegagalan dan merasa bodoh, namun masih ada orang yang tetap bangga pada kita, maka kita kemudian bisa merasakan percaya diri itu kembali. Karena itu, tidak usah ragu mencari dukungan bila dalam keadaan yang buruk. Apa yang kita butuhkan bisa berada disisi orang lain atau bahkan berbicara dengan orang terdekat, dan itu semua sudah cukup.

Bertahan dan Pembelajaran

Salah satu aspek yang paling relevan dari kegagalan adalah ketahanan atau kemampuan untuk bangkit kembali. Ketahanan bukan hanya muncul dari situasi sulit, tetapi juga proses mengambil pelajaran dari pengalaman. Dengan setiap kegagalan yang dialami, ada kesempatan untuk menilai apa yang terjadi, mengidentifikasi apa yang salah, dan merumuskan strategi yang lebih baik tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya.

Saat kita belajar dari kegagalan mereka, kita meningkatkan harga diri dan ketahanan mental kita. Ini adalah proses yang membutuhkan waktu, namun pada saat yang tepat, kita mulai melihat bahwa setiap kemunduran datang dengan pelajaran yang membantu kita membangun karakter kita. Ingat, setiap orang yang sukses memiliki cerita tentang kegagalan. Kuncinya adalah terus mencoba.

Menemukan Kebanggaan dalam Proses

Dalam perjalanan hidup, kita sering kali terjebak dalam fokus pada hasil akhir dan melupakan proses yang telah kita jalani. Kebanggaan tidak hanya muncul dari pencapaian, tetapi juga dari usaha yang telah kita lakukan. Setiap langkah yang diambil, setiap jam yang dihabiskan untuk berlatih atau belajar, adalah bagian dari perjalanan yang patut dirayakan.

Alih-alih menilai diri hanya berdasarkan hasil, cobalah untuk menghargai prosesnya. Apakah kita telah berusaha semaksimal mungkin? Apakah kita telah belajar sesuatu yang baru? Jika jawabannya ya, maka itu sudah cukup untuk membuat kita merasa bangga, meskipun hasilnya tidak sesuai harapan.

Kesuksesan sejati datang dari keberanian untuk mencoba, belajar, dan tumbuh dari setiap pengalaman, termasuk kegagalan. Ketika kita bisa melihat nilai dalam proses, kita akan lebih mudah menerima dan menghadapi kegagalan. Ini membantu kita untuk tidak hanya fokus pada apa yang belum dicapai, tetapi juga merayakan semua usaha yang telah dilakukan.

Kesimpulan

Jadi, apakah akan ada yang tetap bangga jika aku masih gagal? Jawabannya adalah ya! Rasa bangga itu tidak hanya berasal dari kesuksesan, tetapi juga dari usaha dan perjalanan yang kita lalui. Kegagalan bukanlah akhir segalanya, ia adalah bagian dari proses belajar yang membentuk diri kita. Dengan mendefinisikan kesuksesan sesuai dengan pandangan kita, menerima kegagalan sebagai peluang untuk belajar, mendapatkan dukungan dari orang terdekat, dan menemukan kebanggaan dalam proses, kita bisa menjalani hidup dengan lebih berarti.

Mari kita hargai setiap langkah dalam perjalanan kita, karena setiap usaha memiliki makna yang lebih dalam daripada sekadar hasil. Juga ingat, tidak ada yang lebih membanggakan daripada keberanian untuk terus mencoba, meskipun kita pernah gagal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun