Mohon tunggu...
Hilma Nuraeni
Hilma Nuraeni Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa di Universitas Ibn Khaldun Bogor

Saya adalah seorang mahasiswa aktif S1 Prodi Pendidikan Masyarakat di Universitas Ibn Khaldun Bogor. Saat ini saya tengah mengikuti program MSIB yakni pada kegiatan Internship/ Magang sebagai Customer Support di PT. Cloud Hosting Indonesia. Adapun saya juga aktif sebagai pengurus inti dan menjabat sebagai kepala Ketatausahaan di Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Masyarakat. Saya sangat menyukasi menulis, entah itu puisi, cerpen, ataupun novel. Menulis adalah cara bicara dan cara pandang saya terhadap dunia, saya menikmatinya dan saya mensyukuri atasnya.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Red String Theory: Benang Merah Takdir yang Menghubungkan Kita

22 Juni 2024   13:15 Diperbarui: 22 Juni 2024   13:21 700
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Pexel: Anastasiya Lobanovskaya)

Red String Theory: Benang Merah Takdir yang Menghubungkan Kita 

Pernahkah kamu merasa terhubung dengan seseorang secara misterius? Atau mungkin kamu pernah mengalami pertemuan yang terasa begitu berarti, seolah-olah sudah diatur oleh semesta? Jika iya, mungkin kamu telah merasakan sentuhan dari Red String Theory atau Teori Benang Merah.

Apa itu Red String Theory?

Red String Theory adalah kepercayaan yang berasal dari budaya Asia Timur, khususnya Tiongkok dan Jepang. Teori ini menyatakan bahwa ada benang merah tak terlihat yang menghubungkan dua orang yang ditakdirkan bersama. Benang ini bisa merenggang atau kusut, tapi tidak akan pernah putus.

Benang Merah dalam Berbagai Budaya

Menariknya, konsep serupa ditemukan di berbagai budaya di seluruh dunia. Di Barat, kita mengenal istilah "soulmate" atau belahan jiwa. Sementara dalam budaya Hindu dan Buddha, ada konsep karma dan reinkarnasi yang menyatakan bahwa jiwa-jiwa yang terhubung akan terus bertemu dalam berbagai kehidupan.

Sains di Balik Teori

Meski terdengar mistis, beberapa aspek dari Red String Theory sebenarnya memiliki dasar ilmiah. Otak kita cenderung mencari pola dan makna dalam peristiwa acak. Ini bisa menjelaskan mengapa kita merasa 'terhubung' dengan orang tertentu atau merasa bahwa pertemuan tertentu adalah 'takdir'.

Dr. Carl Jung, seorang psikiater terkenal, memperkenalkan konsep synchronicity atau kebetulan yang bermakna. Jung mendefinisikan synchronicity sebagai "kejadian bermakna yang kebetulan terjadi secara bersamaan tanpa hubungan kausal yang jelas." Konsep ini bisa menjelaskan beberapa aspek dari Red String Theory.

Benang Merah dalam Kehidupan Sehari-hari

Bagaimana Red String Theory bisa relevan dalam kehidupan kita sehari-hari? Berikut beberapa poin menarik untuk direnungkan:

  1. Pertemuan yang Tak Terduga : Pernahkah kamu bertemu seseorang secara tidak sengaja, dan ternyata orang itu membawa perubahan besar dalam hidupmu? Mungkin itu adalah benang merah takdirmu yang sedang beraksi!
  2. Koneksi Otomatis/ Instan : Kadang kita merasa langsung "klop/cocok" dengan seseorang yang baru kita temui. Bisa jadi itu adalah tanda bahwa benang merah kalian terhubung.
  3. Orang yang Selalu Kembali : Ada orang-orang tertentu yang selalu kembali ke hidup kita, tidak peduli berapa lama kita berpisah. Red String Theory menyatakan bahwa ini karena benang merah kita terhubung dengan mereka.
  4. Pelajaran Hidup : Terkadang kita bertemu orang yang memberi kita pelajaran hidup penting. Menurut teori ini, pertemuan tersebut sudah digariskan untuk membantu kita tumbuh.
  5. Intuisi dan Firasat : Perasaan kuat bahwa kita akan bertemu seseorang atau mengalami sesuatu yang penting bisa jadi adalah bisikan dari benang merah kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun