Mohon tunggu...
Hilma Hasanah
Hilma Hasanah Mohon Tunggu... Penulis - Penulis pemula yang membutuhkan banyak kritik dan saran mendukung.

Bismillah, hamasah! Menebar kebaikan lewat tulisan. Semoga menjadi manusia yang bermanfaat bagi manusia lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Patah Hati Terikhlas

26 Juli 2020   21:36 Diperbarui: 26 Juli 2020   21:33 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernah kau dengar kisah orang-orang yang bertahan untuk tetap kuat dalam masa-masa patah hati? 

Pernah kau melihat sebanyak apa air mata yang keluar dari seseorang yang tengah patah hati?

Atau, mungkin kamu sendiri yang pernah mengalaminya? 

Pagi ini aku merasa curiga pada diriku sendiri. 

"Apakah aku masih waras?" 

Tiba-tiba pikiranku berputar di pertanyaan yang sama setelah beberapa jam ini. 

Tepat di pukul 08.32, aku harus menyaksikan semua yang aku rawat, siram, dan semua yang kujaga dengan baik, tiba tiba dipatahkan, layu, lalu mati. 

Terhitung lima tahun, aku hidup dalam do'a yang melangit setiap malam, menyertakan sebuah nama. Benar. Aku mencintainya. 

Lima tahun bukan perjalanan yang mudah. Bukan pula perjalanan singkat untuk tetap mantap memilih seseorang untuk dijadikan pelabuhan terakhir. 

"Kamu bodoh. Kok nunggu selama itu!" 

Pernah ku dengar kalimat semacamnya. Tapi entah kenapa, aku tetap yakin berdo'a, semoga dialah yang akan menjadi sosok laki-laki terhebat dalam hidupku setelah bapak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun