-----------------------------------------------------------------------
[caption id="" align="alignleft" width="150" caption="Mari Bergabung, bro"]
[/caption] Konon, dalam menjalankan tugasnya, para malaikat yang diperbantukan ke bumi guna memantau dan membimbing manusia agar hidup sesuai ajaranNYA, juga melakukan "sharing dan connecting" diantara sesama mereka, meski tidak melalui internet seperti Kompasiana. Mereka tampaknya menyadari betul manfaat saling berbagi pengalaman, apalagi menghadapi manusia yang memiliki sifat yang buaaanyaak ragamnya. Seperti halnya Kompasiana, mereka juga punya acara "Nangkring Bareng" setahun sekali biar bisa Kopdar juga. [caption id="" align="alignright" width="230" caption="Malaikat itupun menangis sedih sekali gambar dr images.elfwood.com"][/caption] Alkisah pada suatu kesempatan "nangkring bareng" yang diselenggarakan di Selandia Baru (kotanya dirahasiakan, takut ada yang Berburu Malaikat) belum lama ini, para malaikat dari seluruh penjuru dunia sepakat mengirimkan wakilnya dari masing-masing negara. Dan pada waktu yang telah ditetapkan semua utusan malaikat telah hadir, tepat waktu, kecuali malaikat utusan dari Indonesia.... Ketua sidang menanyakan adakah peserta yang lain mengetahui kenapa malaikat Indonesia belum hadir, namun tak ada yang mengetahui atau mendapat pesan. Acara 'nangkring bareng di Selandia Baru' itupun dimulai tanpa menunggu kehadiran 'Malindo' (Malaikat Indonesia). Dua jam berlalu ... saat acara saling berbagi pengalaman sedang seru-serunya.. tiba-tiba terdengar suara keras pintu ditabrak terbuka..."krieeet....gubraaak!" dan muncul malaikat dari Indonesia berdiri gontai. Mukanya pucat, matanya cekung, napasnya memburu, dan tubuhnya terlihat kotor, lusuh, lecek, rambutnya awut-awutan.. serta pakaianya compang camping acak-acakan... Para peserta nangkring bareng terhenyak kaget, dan merasa terpukul melihat pemandangan itu. Citra mereka yang anggun dan bersih berkilau serasa hancur melihat sesamanya yang rombeng itu. "Ma..maaf..teman..teman... saya terlambat...maa..ma..af..??" kata Malindo tertunduk malu. "Sobat Malindo, kenapa anda datang terlambat..? Bukankah sebagai malaikat kita harus memberi contoh hadir tepat waktu kepada para manusia..?" tanya Malas (Malaikat dari AS). "Maaf sobat..saya sibuk sekali..." jawab Malindo. "Kita semua juga sibuk, sobat..." sela Maling (Malaikat dari Inggris), "kami yang lebih jauh dari anda untuk sampai kesini pun bisa datang tepat waktu..!" lanjutna. "So..soalnya..di.. Indonesia...anu..," Malindo berusaha menjelaskan. "Kenapa..sobat? Apa karena di Indonesia orang biasa datang terlambat..?" sergah Malapang (Malaikat dari jepang). "Wew,, rupanya sobat malindo sudah ketularan orang Indonesia...? Mustinya kan bisa membuat mereka jadi disiplin waktu dan tertib....?" tegur Malanda (Malaikat dari Belanda). "Kan dulu jaman mereka masih di"didik" orang Belanda, mereka bisa tertib lho..!" lanjutnya. Malaikat dari Indonesia itupun menangis..! dan hanya bisa berkata, "Bukan begitu, sobat Malanda...hiik.. Anda belum tahu sih gimana orang Indonesia itu...hik..hiik??" "Memangnya kenapa? Mereka kan manusia juga..!?" tanya Makan (Malaikat dari Kanada) "Iya..sih, secara fisik sama dengan manusia di tempat para sobat yang lain..." "Lalu, apa bedanya? Kenapa pula sampai tubuh dan pakaian sobat Malindo tidak terurus dan compang camping kaya gembel begitu?" desak Malancis (Malaikat dari .... mana hayo?) yang terkenal necis dan modis. "Itulah, sobat Malancis.. hiik..Mereka disana setiap kali mendapat masalah mau cari gampangnya saja  hik.., tidak mau berusaha dulu sekuat tenaga..hik,.. lebih mengharapkan orang lain saja yang melakukannya..sniiff" "Weleh..ditempat kami juga banyak masalah..lho sobat.." kata Maman (Malaikat dari Jerman..wakakak) "Iya sih, orang Jerman kan terkenal pekerja keras, disiplin dan ulet.. tapi disini lain.. kang Maman" "Lain gimana..? Kan sama dengan orang-orang di tempat saya..!?" cetus Mamalay (Malaikat dari Malaysia). "Malah dulu orang-orang kami belajar dari orang Indonesia...!" Mendengar kata Mamalay makin keraslah isak malaikat dari Indonesia itu. Hatinya semakin sedih dan pilu. Hampir tak ada alasan baginya kenapa manusia binaannya tidak semaju tetangganya yg serumpun. "Hiiik..hik.. bagaimana saya tidak lusuh dan compang-camping..hiik"? Wong setiap ada masalah mereka selalu dengan enteng mengatakan "serahkan kepada Tuhan...hiik"! Bukannya berusaha dulu atau berinisiatif dari dirinya sendiri  hik... Apalagi kalau sudah kacau amburadul seperti sekarang, semuanya diserahkan kepada Tuhan...sroot.. Mereka enggan memlai dari dirinya sendiri...konyol kata mereka...sluuurp.." Ingusnya disedot keras-keras. "Sebagai pesuruh Tuhan disana, tentulah saya harus bekerja keras, siang malam, mengingatkan mereka, memberi contoh, mengajak berbuat baik, saling menolong....hiiik..tapi belum berhasil..sobat.." "Masalah datang berganti, dan setiap kali mereka serahkan kepada Tuhan tentu sayalah yang harus bekerja....hiik.. Masak Tuhan harus turun tangan sendiri...??  Oh..nasib...huhuuu.." Para malaikat pun terdiam... Nangkring Bareng itupun jadi senyap, tenggelam dalam keharuan....
--------------------------
Salam SOBAT (semua Orang Bisa Hebat) dari GEMAHIRA (Gerakan Msyarakat Hirau Aturan)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Pendidikan Selengkapnya