Mohon tunggu...
Hillon Goa
Hillon Goa Mohon Tunggu... -

Lelaki biasa yang merindukan Indonesia yang tertib dan nyaman. Bangga menjadi anggota GEMAHIRA (Gerakan Masyarakat Hirau Aturan). Kalau anda juga rindu Indonesia yang tertib dan nyaman, ayo bergabung di GEMAHIRA(klik saja)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Makhluk Mutan Dari Katulistiwa: Bermata Melotot

30 Maret 2010   04:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:06 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_118459" align="alignleft" width="104" caption=" "][/caption] Hasil penelitian berikutnya yang berhasil saya peroleh dari dokumen super confidential team peneliti dunia itu adalah tentang bentuk mata Makhmut Darkhatul. Bola mata mereka menonjol keluar seperti mata kepiting serta dapat digerakkan secara sendiri-sendiri seperti mata bunglon atau mata facet capung sehingga mampu melihat ke segala penjuru setiap saat. Bola mata itu dilengkapi dengan pupil yang besar pula. [caption id="" align="alignright" width="251" caption="Kepala Makhmut Darkhatul"][/caption] Awalnya para peneliti menduga fenomena mata ini merupakan suatu kelebihan yang dimiliki oleh makhmut Darkhatul, tetapi mereka kecewa setelah merunut secara teliti proses evolusi berkaitan dengan perilaku kakek nenek mereka dahulu. Pasalnya kakek nenek mereka sama sekali tidak waspada atau terkesan tidak peduli untuk melihat dan memeihara aset yang mereka miliki. Tercatat dalam sejarah banyak pulau-pulau yang mereka miliki tidak terawasi alih-alih dipelihara atau dibangun. Banyak dari pulau mereka (total jumlah pulau mereka sebanyak 17845 pulau) yang bahkan tidak memiliki nama. Karenanya ketika diam-diam tetangga mereka membantu membangun beberapa pulau yang terabaikan dan kemudian mengiambil alih kepemilikannya barulah mereka tersadar dan bereaksi bak orang kebakaran jenggot (padahal tidak semua mereka memelihara jenggot, lho!). Namun reaksi itu hanya sesaat, karena mereka segera tenggelam dalam kesibukan (baca:keasyikan) melakukan hal-hal yang sejatinya STM alias Sibuk Tak Menentu semisal bertengkar sendiri memperebutkan harta temannya atau kebijaksanaan lawan politiknya. Contohnya kasus bail out bank "Pencuri" atau kasus rebutan uang hasil nilep upeti rakyat. Contoh lain ketidak-awasan mata mereka (ketidak-pedulian) terhadap harta bangsa dari jarahan bangsa lain adalah tentang pencurian ikan, hasil hutan, bahan tambang dan kekayaan alam lainnya. Rakyat dibiarkan miskin da hanya menonton pesta pora para penjarah di halaman rumah mereka sendiri. Yang juga tidak kalah memilukan, bahkan hasil budaya dari generasi sebelum mereka yang tinggi pun tidak mereka pelihara apalagi menggunakannya dalam keseharian hidup mereka. Tercatat saat itu, sebagai misal, anak-anak mereka banyak yang tidak hafal bahkan tidak kenal lagu "Rasa Senange" sehingga tatkala tetangga mereka yang suka iseng mengklaim lagu itu barulah mereka nyap-nyap mirip nenek lampir. Namun, seperti biasa, mereka segera tenggelam lagi dengan pertengkaran iantara merea sendiri. Sikap mereka yang reaktif takpernah diganti dengan sikap proaktif bersiap untuk masa depan. "Kumaha engke bae lah" atau "Gimana nanti aja deh" adalah ungkapan tak bertanggungjawab yang sering menjadi jargon kala itu. Jangankan melestarikan hasil budaya masa lalu, lha wong falsafah bangsa yang seharusnya hidup dalam sanubari setiap anak negeri sebagai panduan berbangsa dan bernegara saja seorang anggota senat perwakilan rakyat yang terhormat tidak hafal bunyi falsafah hidup mereka. Opo tumon? Tragis, memilukan dan memalukan. [caption id="attachment_106054" align="alignright" width="300" caption="Kambing Hitam"][/caption] Lantas, fenomena mata Makhmut Darkhatul itu analisisnya bagaimana? Soal mata belo itu dijelaskan sebagai akibat dari perilaku generasi pendahulunya yang selalu curiga dan sigap mencari-cari kesalahan orang lain bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Dulu disana memang menjadi kebiasaan di masyarakat mereka untuk menuduh sejenis hewan bertanduk sebagai tumbalnya, yakni kambing yang berwarna (bulu) hitam. Bahkan ketika terjadi bencana banjir bandang dan tanah longsor di negeri mereka pada awal tahun 2006, seorang pemimpin mereka tidak sungkan-sungkan menjadikan Tuhan YME pencipta mereka sebagai kambing hitam. Mereka menuduhNYA telah memberi bencana (cobaan) itu bagi bangsanya. Kebiasaan dengan sigap segera mencari-cari kesalahan orang lain itulah yang telah melatih mata mereka bergerak cepat, lincah berputar dan melotot maju ke depan sebagaimana dimiliki oleh buyut mereka kini si Makhmut Darkhatul. (selanjutnya "Bermulut Besar")

Ke Hasil Penelitian 1: "Kepala Yang Mini"

Ke Hasil Penelitian 3: "Bermulut Besar"

Jika anda suka tulisan diatas, anda pasti akan menyukai artikel perihal Makhluk Mutan dari Khatulistiwa (Makhmut Darkhatul) berikut ini:

  1. Profil Makhmut Darkhatul
  2. Makhmut Darkhatul Berkepala Mini
  3. Makhmut Darkhatul Bermulut Besar
  4. Makhmut Darkhatul Berhidung Anti Virus
  5. Makhmut Darkhatul Bertelinga Fleksibel
  6. Makhmut Darkhatul Berkulit Badak

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun