Hai hai kompasianer,
Kembali lagi dengan pengalaman Hilda, yeaay. Kali ini aku bakal throwback ke pengalaman aku mendaki gunung for the first time di tahun 2019. Dimana sebelumnya sama sekali belum ada pengalaman dalam mendaki gunung, namun pengalaman pertama langsung naik di ketinggian 2.565 mdpl. Sebuah gunung yang memiliki golden sunrise, dan tidak pernah sepi. Yaps, gunung prau!!
Gunung prau, gunung yang sangat diimpikan oleh para pendaki pemula. Betul gak? Kenapa aku bisa beranggapan seperti ini? Karena setiap aku trip dan bertemu orang baru, gunung yang pertama akan dibahas atau ditanya adalah gunung prau. Dan spontan akan ada yang menyahut "wah, aku pengen banget kesana". Bener gak? Karena aku pun juga begitu sebelumnya hehe.Â
Aku sangat bersyukur karena dulu saat masih kuliah diberi kesempatan bisa sampai di puncak gunung prau yang sangat memukau. Karena kalau di pikir-pikir untuk sekarang, akan lebih sulit untuk pergi ke gunung yang jaraknya jauh dari Jakarta, sebab keterbatasan waktu.Â
Gunung prau yang membuat candu, yang membuat aku semakin ingin mendaki ke gunung-gunung lainnya, ingin melihat setiap keindahan yang dimiliki oleh setiap gunung.
Sebelumnya, pengalaman ini sudah pernah aku share di blog pribadi di tahun 2019, namun karena blog pribadi sudah lama banget tidak digunakan, jadi akan aku repost dari blog pribadi ke dalam akun kompasiana ini.Â
2019, Throwback.
Perjalanan menuju gunung prau sangat dadakan, yaitu h-1. Sebuah perjalanan ter-ngakak, ter-tegang, terbahagia. (02/07/19) posisi aku sedang berada di sekretariat organisasi kampus, Jakarta Selatan. Keadaan masih libur semester, dan aku tidak ada kegiatan untuk beberapa hari sampai menunggu tanggal 07 untuk pergi ke Jawa Timur. Aku sebagai seseorang yang tidak bisa diam saja tanpa ada kegiatan, maka semua teman yang di Bandung dan Purwokerto aku hubungi, tapi sayang mereka sedang skripsi. Lalu aku iseng chat teman kampus dan teman rumah.Â
"Ke gunung prau yuk"
"Yuk, kapan?" jawabannya